Ketua Panitia Penanaman dan Penyuluhan Bibit Mangrove, Anggoro Setiadi mengungkapkan, kegiatan yang bekerja sama pula dengan karang taruna dan masyarakat sekitar itu memberi penyadaran khususnya bagi mereka yang tinggal di wilayah pantai untuk mencegah abrasi dan mencintai lingkungannya. Kawasan Tambaklorok memiliki tingkat abrasi yang tinggi.
’’Fungsi mangrove sangat penting sebagai pencegah abrasi. Akar-akar mangrove yang unik dan menarik, ada yang berbentuk cakar ayam, pensil, dan lain-lain, mampu menjebak sedimen sehingga membentuk dataran baru,’’ jelas mahasiswa jurusan Pemanfaatan Sumber Data Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip itu.
Dalam kegiatan itu, 2.000 propogul mangrove sumbangan Dinas Kehutanan Provinsi Jateng dan 1.000 bibit mangrove yang sudah berdaun dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Semarang ditanam di daerah Tambaklorok di sekitar Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang baru. Jenis mangrove yang ditanam adalah Rhizoma mucronata.
Menurut Presiden Kesemat Oky Yuripa Pradana, lokasi penanaman mangrove tersebut sangat tepat karena daerahnya merupakan lumpur sehingga dapat tumbuh dengan baik.