Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Belahan Jiwa

13 September 2019   03:58 Diperbarui: 13 September 2019   13:23 84 7

kami paham
kau dan dia memang sangat tak terpisahkan
di alam yang fana, kau dan dia jadi teladan kebersamaan
tatkala dia berangkat lebih awal
seluruh nadimu bergetar
bahkan sebagian nafasmu turut menemani kepergiannya

kemudian kau pun pergi, menyusulnya
kami terisak karena kami masih sangat membutuhkanmu
kami menangis karena kami haru
terharu pada kesatuan jiwamu dan jiwanya
yang menyatu di alam fana
yang kembali bersama di alam yang kekal

sungguh, kami belum punya contoh yang lain
yang telaten menata jiwa demi waktu
yang teguh menapaki hari
dari buku ke kedalaman ilmu
dari angkasa ke keluasan jiwa

keteladananmu membuat kami larut dalam kekaguman
kami nyaris tak punya tanya
tak kuasa pula untuk bertanya-tanya
kesungguhanmu
perbuatanmu
ilmumu
membuat kami terpana

kami tak punya apa yang mampu kami beri
kami tak cukup jiwa untuk berbagi
kami hanya melihat awan, sedang kau mengarungi langit
kami hanya sebatas menggenggam buih
sedang kau telah sampai di kedalaman samudera

alangkah jauh jarak yang membentang
tapi kami sangat merasa dekat denganmu
kami sangat mengenalmu meski belum pernah bertatap muka
pendengaran kami sangat mengenali suaramu
meski belum sekalipun berbincang denganmu

ya, Allah
air mata kami merembes
lalu jatuh di sajadah di antara sujud ke sujud
dari musala di pinggang bukit
dari masjid agung di jantung kota
dari gubuk di tepi kali
dari istana penuh cahaya

berjuta hati berdetak untukmu, mendoakanmu
berjuta nafas melafaskan alfatihah untukmu
hanya untukmu
hanya untuk belahan jiwamu

sungguh, kami belum punya contoh yang lain

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun