Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money Artikel Utama

Kajian BBM Per 3 Bulan vs Gejolak Harga Kebutuhan Pokok

21 Mei 2015   10:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:45 349 5

Pemerintah mempertimbangkan pengkajian harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar, menjadi tiap 3-6 bulan sekali. Kajian harga BBM sekali sebulan seperti sekarang, berpotensi menimbulkan guncangan ekonomi dan sosial di masyarakat, terutama yang terkait dengan kebutuhan pokok.


Hal itu disampaikan I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di Jakarta, Selasa (19/5/2015). Meski kesadaran pemerintah untuk mempertimbangkan ini terlambat tapi tetap patut untuk diapresiasi. Kenapa? Karena langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah telah mengevaluasi kebijakannya serta mencermati apa sesungguhnya yang dialami rakyat akibat fluktuasi harga BBM.


Harga BBM, Momentum Para Pedagang


Harga BBM, sejak dulu hingga nanti, tetaplah merupakan komponen yang super sensitif. Karena, implikasi dari harga BBM, nyaris berimbas ke hampir sebagian besar lini kehidupan. Jangankan naik, isu akan naik saja, sudah cukup bagi para pedagang untuk melambungkan harga, khususnya harga kebutuhan pokok. Tempat yang paling real untuk mendeteksinya adalah pasar tradisional.


Tiap kali pejabat pemerintah di televisi bicara tentang kenaikan harga BBM, maka pada hari itu juga, pedagang di pasar tradisional langsung bereaksi. Mereka seakan menemukan momentum untuk menaikkan harga, meski harga beli mereka masih normal. Memang, mereka tidak langsung jor-joran mengerek harga, seringkali dimulai dengan menaikkan 100-500 rupiah per item barang.


Dari sisi ibu rumah tangga sebagai pembeli, yang rata-rata membeli 10 item barang sekali ke pasar, kenaikan harga tersebut tentu saja langsung terasa. Bila isu kenaikan harga BBM makin menguat, pedagang di pasar tradisional mulai berani mengerek harga kebutuhan pokok menjadi 500-1.000 rupiah per item. Dan, ketika harga BBM benar-benar sudah naik, mereka dengan penuh percaya diri akan mendongkrak harga 1.000-2.000 rupiah per item barang, bahkan lebih.

Inilah perilaku para pedagang di pasar tradisional, yang sensitivitas mereka tidak kalah dibanding para pemain di bursa saham. Harga dan isu kenaikan BBM, menjadi dua komponen yang saling mengintai. Dengan pengkajian harga BBM per bulan seperti yang diterapkan pemerintah sekarang, fluktuasi harga BBM berlangsung dengan dengan sangat cepat. Yang beraksi bukan hanya para pedagang, juga pelaku jasa angkutan yang bergerak di sektor transportasi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun