Catatan Refleksi
Pada pembahasan cara mengenali wujud, di ketahui bahwa hanya filosof muslim yang memaparkan bagaimana jiwa mengenali wujud. Seperti Mullah Sadra dan Allamah Thabathaba'i dan sebagai mana penekanan atau Lokus keberangkatan manusia untuk mengenali wujud adalah pengetahuan teoritis. Pengetahuan teoritis sebagai Metode atau abstraksi pikiran. Dengan gerak subtansi (Kausalitas) jiwa menangkap secara Hudhuri, namun pada aspek pertama (Hudhuri) memerlukan kontruksi Hushulli atau fenomena yang bisa di buktikan secara esensial maupun secara eksistensi. Tapi di sisi representasi wujud Subtantif dari kontruksi Kopulatif Hanya sampai kepada Abstraksi mental.
Representasi makna akan tereduksi, sebab pemaknaan secara esensial dengan konsep universal akan melibatkan konsep Logika. Predikat dan penghubung suatu realisasional tanpa adanya aspek rasional dan spiritual maka pemaknaan Maujud, bahwa Ali adalah bijaksana hal tersebut hanya berupa pemaknaan subjek.
Hanya aspek pemaknaan secara esensial, maka hubungan (Kopulatif) jiwa akan stagnan dalam pembuktian. Pembuktian itulah mestinya di hubungkan sebagaimana mulla Sandra berusaha menghubungkan dua aspek Antara rasional (Teoritis) dan spiritual (Penyaksian) bahwa dua aspek tersebut harus di buktikan secara intelektual.
Pembuktian bahwa Ali adalah bijaksana mestinya harus di buktikan secara akal, atau suatu pemikiran dalam bentuk Penyaksian harus bisa di buktikan secara pengetahuan teoritis. Maka di sinilah peran konsep logika untuk mendudukkan predikat pemaknaan wujud. Olehnya, kebenaran yang didapat melalui cara intelektual tidaklah bertentangan dengan wujud.
Mahiya sebagai intepretasi makna dan wujud sebagai predikat untuk membuktikan secara pengetahuan teoritis, jika pikiran hanya sampai pada interpretasi maka intepretasi tersebut berupa mental (Pemaknaan esensi). Sedangkan jiwa  menginginkan sesuatu yang bisa di buktikan secara intelektual, sehingga di sebut sebagai makna mandiri. Dan Penegasan Kopulatif sebagai aspek teoritis, titik tekan bahwa pengetahuan teoritis sebagai metode dan tentu pra-syarat untuk bagaimana memahami relasi antara jiwa dan akal.Â