Aku tak tahu kemana sungai kehidupan ini akan bermuara. Arus pergerakan yang semakin deras, mengikis nilai-nilai yang terbentuk dalam sebuah proses pemaknaan yang panjang. Bukan, bukan sekedar tradisi pewarisan yang menjemukkan, tapi itulah sari pati kehidupan yang masih saja tersangkut di lorong-lorong waktu ini. Humus perjalanan yang mengendap di tengah kekejaman riak yang mengintai. Masih, masih saja keruhnya air menjadi cukupnya alas an untuk merusak, menggilas ke dalam, menyerobot ke samping. Meminggirkan yang tak layak, yang tak sesuai keinginan zaman, ke pinggir comberan. Ya, sebuah lingkaran setan yang tak akan pernah selesai, semakin memperkeruh pandangan mata, pendengaran, dan hati yang terseret arus zaman. Masih saja aku merasa terasing, dalam sebuah dilemma. Berada di antara nurani dan kutukan.