Waktu kelas 1 SMA di Jombang, seorang guru berceloteh, "Dari Lamongan ya? Wah,
ketigo raiso cewok, rendeng raiso ndodok!" ujarnya sambil tersenyum simpul. Saya terus terang baru kali pertama mendengar kalimat berbahasa Jawa itu, jadi tak tersindir ataupun tergoda berkomentar lantaran tak terlalu
relate.
KEMBALI KE ARTIKEL