Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Pelajaran Intervensi Pemilihan ORW.05 di Kelurahan Panampu, Kecamatan Tallo, Makassar

5 Maret 2012   13:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:28 154 0
Makassar, 4 Maret 2012

oleh : Ismar Indarsyah

Pemilihan di mulai pada pagi hari pukul 7.30 pada pagi itu kondisi TPS sudah dikerumuni oleh warga yang hendak menyalurkan suaranya di TPS. Dari hasil pengamatan kami, system yang digunakan pada pagi itu adalah pemilih menyetor undangannya ke panitia, dan panitia akan memberi mereka nomor yang terbuat dari kertas, dan setelah itu nama mereka di panggil satu-satu oleh panitia, dan selanjutnya akan diberi 2 kertas suara yakni kertas suara warna merah jambu untuk surat suara pemilihan ketua ORW dan satunya lagi kertas suara berwarna kuning sesuai dengan RT masing-masing pemilih.

Tinggalkan TPS, segera Mobilisasi Massa dan Tekan Panitia !!

Tapi dengan metode ini, karena ada indikasi bahwa panitia pemilihan yang menerima setoran undangan pemilih sangat tidak netral, maka yang di priotaskan untuk mendapatkan nomor untuk memilih, adalah pemilih yang sudah dia tahu itu memilih calonnya..dan undangan yang di setor oleh pemilih kita selalunya di simpan terus di bagian bawah, dan itu menyebabkan banyak pemilih kita yang kebetulan orang tua bahkan anak muda harus menunggu berjam-jam,berdesak-desakan. Dan banyak yang akhirkan pulang dan tidak mau lagi menyalurkan suara. Dan itu sangat merugikan kita. Belum lagi di satu sisi, semua kandidat kita dilarang meninggalkan lokasi TPS, dan hanya diminta duduk di dalam TPS menyaksikan kekisruhan itu, tanpa sadar bahwa situasi itu sengaja di setting oleh lawan.

Pentingnya Membangun Tim Mobilisasi Massa :

Posisi kandidat kita yang tidak dapat meninggalkan lokasi, akhirnya melemahkan penjagaan basis pemilih di luar TPS dan mematikan mobilisasi massa kita. Dan kita hanya menumpukan mobilisasi kita pada dua orang yakni pada ibu Ice, Pa Ustad. Sedangkan kami hanya bisa memantau itu tanpa bisa berbuat apa-apa, karena kita dianggap oleh mereka orang luar dari pannampu,yang tidak punya hak mengintervensi pemilihan, yang bisa kami lakukan adalah menfoto semua kejadian itu dengan dua kamera yang  kami miliki  dan berdasarkan pengamatan kami dilokasi TPS di kelilingi oleh orang-orang dari kandidat nomor urut 3. Mulai dari pintu masuk TPS,tempat pengambilan kertas suara, bilik pencoblosan TPS dan Kotak suara. Dan di tempat bilik pencoblosan sudah ada seseorang tokoh pemuda panampu ( baca : preman na panampu ) yang duduk didekat samping pintu, menurut informasi, dia sengaja kesitu dalam rangka mengintimidasi pemilih pemula kita, yakni anak-anak muda panampu.

Karena protes keras dari kita, akhirnya pola menyetor undangan terus di beri nomor dan setelah itu dipanggil oleh panitia, akhirnya diganti dengan system langsung menyetor undangan ke panitia pemilihan dan langsung diberikan surat suara, dan langsung bisa memilih ke TPS.

Strategi " Macetkan TPS "



Tapi sepertinya lawan mengubah strategi dengan terus mempertahankan system membludak dan mengerumini panitia di depan panitia, setelah memilih mereka tidak langsung meninggalkan TPS, agar kemacetan terus terjadi dan agar suasana TPS terus tidak terkendali, agar mereka bisa terus beraksi menghadang pemilih kita, agar kendor semangatnya berdesak-desak dengan massa mereka dalam memperebutkan siapa yang  paling cepat mendapat kertas suara, maklum banyak pemilih kita orang tua, akhirnya banyak mundur dan pulang kerumah, jadi situasi TPS dikondisikan oleh mereka seperti suasana sedang perebutan untuk mendapatkan  sembako pada hari tahun baru cina. Dan parahnya panitia melakukan pembiaran atas kondisi itu, maklum mereka adalah bagian dari skenario ini.

Karena kita menganggap masih banyak pemilih kita yang belum menyalurkan suaranya, akhirnya kita minta perpanjangan waktu pemilihan, yang tadi batasnya sampai jam 1 (satu) siang. Kita minta di perpanjang sampai jam 2 (dua) sore. Dengan harapan kita masih bisa memobilisasi massa kita, yang sampai jam itu belum menyalurkan suaranya untuk memilih..ternyata lawan gusar akan itu, dan mulai mempergencar Strategi “Macetkan TPS”.

Pahlawan bertopeng :

Dan seolah-olah bak pahlawan bertopeng salah satu dari tim kandidat nomor 3 yang ternyata juga adalah pegawai humas DPRD kota Makassar, mengambil inisiatif membantu panitia memanggil ulang pemilih yang sudah menyetor undangan ke panitia, dan ternyata ini hanya bagian dari strategi mereka untuk memanggil pemilih-pemilih mereka untuk menyalurkan suaranya di TPS dan dengan pola ini maka mereka pun seolah-olah kayak panitia pemilihan yang juga punya hak membagikan surat suara, dan dalam pengamatan kami dan hasil dari foto kami, anak salah satu kandidat nomor urut 3 juga membagikan surat suara. Yang jumlahnya sudah tak terkontrol, bahkan mungkin sudah dibagi satu orang dapat lebih dari satu kertas suara.dan aktivitas orang-orang mereka di luar TPS, kerjanya melempar isu bahwa Pemilihan sudah di tutup dan menakuti-nakuti bahwa di TPS macet minta ampun.

Suara Protes :

Aksi mereka akhirnya terhenti, karena kita protes dengan keras. Akhirnya mereka pun berhenti melakukan itu, dan kembali senyum-senyum sinis kegirangan, tapi kami juga dapat keuntungan karena perpanjangan waktu banyak massa kita akhirnya dapat menyalurkan suaranya.

Akhirnya jam 3.30 wita  pemilihan ditutup.

Penghitungan Suara : Kekuatan Saksi Berlapis

Setelah proses pemilihan selesai, akhirnya panitia pun istrahat untuk makan, dan proses pemilihan pun, akan dilanjutkan setengah jam kemudian. Dan setelah istrahat, maka masuklah pada tahapan selanjutnya yakni tahap penghitungan kertas suara didalam kotak suara. Dalam menghadapi tahapan ini, kami menyiapkan tim penulis rekapan suara berlapis.kira-kira jumlahnya ada 10 orang. Yang duduk tepat di depan orang yang akan membuka dan yang akan membacakan kertas suara.dengan buku dan pulpen  yang telah disiapkan oleh mereka. Dan di sekeliling TPS penuh di sesaki warga yang juga, sangat ingin mengetahui secara langsung hasil pemilihan. Proses penghitungan suara pun dimulai dan dimulai dari kotak suara RT berdasarkan Nomor RT. Dimulai dari RT 1 hingga RT 8 dan terakhir pada kotak suara RW.05. dengan strategi ini peluang tim lawan , yang ternyata dalam proses penghitungan suara juga mereka intervensi, dengan seolah –olah membantu panitia membacakan kertas suara, bisa kita minimalisir, walaupun banyak suara kandidat kita yang “salah kamar ( baca : salah masuk kotak suara ” yang di batalkan. Tapi kita akan tetap perjuangkan khususnya di RT yang ada calon kita yakni ibu hasnia. Yang selisih suaranya dengan lawanya hanya satu suara, padahal banyak suaranya yang ternyata suara sah, hanya karena salah kasih masuk kotak, di batalkan oleh mereka.

Tiga RT kami menang !!

dari hasil penghitungan suara yang terjadi dari sore hingga malam, kita mencapai kemenangan mutlak di Tiga RT di kelurahan panampu yakni di RT.06 yaitu Bapak A.Hamid Suyuti dengan jumlah suara : 57 suara, RT.5 Ibu Nurhayati dengan jumlah 103 suara , dan RT.8 Ibu Santi dengan jumlah 123 suara. Semua adalah RT yang secara kuantitas memiliki jumlah warga yang cukup besar. Dan satu RT yang akan kami perjuangkan karena sebenarnya kami menang.

Setelah proses penghitungan kotak suara RT selesai di bacakan, akhirnya tiba saat yang paling  dinanti-nanti, yaitu penghitungan suara di kotak yang di dinding sampingnya tertempel kertas putih kecil bertuliskan “ ORW 05 “. Para penulis rekapan suara kami pun kembali , pada posisi siaga satu dengan buku dan pulpen ditangan. Dan mata dan telinga kembali di aktifkan,Fokus dan konsentrasipun dijalankan. dan kami semua kembali menyebar di sudut-sudut TPS. Memantau dan terus menfoto semua aktivitas di TPS.

Kandidat No.3 Licik dan Curang

Dalam proses penghitungan suara ORW.05. pada saat kotak suara dibuka, dimulailah proses penghitungan. Yang kami herankan tumpukan suara dilapisan atas kertas suara, betul-betul di dominasi oleh kertas suara nomor urut 3, sampai-sampai anak-anak kecil di sekitar TPS, seolah-olah sedang di ajar untuk menghapal angka itu…selalunya yang di sebut Tiga !! tiga !! tiga !! tiga,!! baru setelah itu baru nomor yang lain yakni satu,dua dan empat.

Perolehan suara kita : Ibu Saida Aras sebanyak 209 suara

Melihat situasi proses penghitungan suara yang didominasi oleh nomor urut tiga, akhirnya membenarkan dan menguatkan bahwa kandidat nomor urut tiga curang. Yang hasilnya sudah barang tentu adalah kandidat No.urut 3 bernama bahar dengan jumlah suara : 643 suara, pemenang kedua Ibu saida aras dengan jumlah suara : 209 suara, pemenang ke ketiga bernama sahabuddin : 184 suara dan pemenang ke empat Haji mansyur sulo : 34 suara

Petarung Sejati !!

Akhirnya jam sepuluh malam,penghitungan suara pun selesai dengan tuntas dari semua kotak-kotak suara. Tapi kita tetap pulang dengan gembira, dan menunjukan kepada semua orang bahwa kita adalah kekuatan yang sportif dalam bertarung,kita bertarung dengan kejujuran,kita bertarung dengan semangat juang pantang menyerah, bahkan semua lawan kita di lokasi TPS kami salami satu persatu. Dan mengucapkan selamat kepada kandidat lain yang menang untuk menjalankan tugasnya. Melihat kelakuan tidak lazim ini, semua orang di TPS pun akhirnya kebingungan. Dan kuyakin suatu saat sejarah akan membuktikan , hanya  kitalah yang pantas memimpin, dan kuyakin semua juga orang tahu, kita dikalahkan dengan perilaku licik dan curang dari kandidat lain yang bersekongkol dengan panitia pemilihan.

Tapi ingat perjuangan demokrasi belum selesai, kami masih akan melawan !! Hidup Rakyat !! Hentikan Neoliberalisme !! Ganyang dan Usir Antek Neoliberalisme dan Kembali ke Pasal 33 UUD 1945.Jayalah Sosialisme !!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun