Setiap manusia menginginkan dirinya senantiasa sehat. Hal ini dapat dimaklumi, sebab hanya dalam kondisi sehatlah maka manusia dapat beraktivitas secara optimal. Kesehatan adalah harta yang tak ternilai. Berapakah harga sebuah jantung yang sehat? Atau nilai sebuah otak dan ginjal? Semuanya tidak dapat kita ukur dengan uang ataupun harta kekayaan yang lain. Sayangnya, kebanyakan dari kita baru menyadari betapa berartinya nilai sebuah sehat justru ketika kita berada dalam kondisi sakit. Kesehatan merupakan anugerah/nikmat dari Allah SWT. Oleh karena itu, sangatlah bijaksana, bila kita selalu memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Definisi
Menurut World Health Organization (WHO), badan kesehatan dunia dibawah Perserikatan Bangsa-bangsa, yang kemudian dikutip oleh UU No.23/1992 tentang kesehatan, sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari jasmani, rohani dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup secara produktif secara sosial dan ekonomis.
Berdasarkan definisi di atas, maka seseorang dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sehat pada tiga domain, yaitu jasmani, rohani dan sosial. Jika satu dari tiga domain tidak terpenuhi, maka seseorang belum bisa dikatakan sehat dalam artian yang sebenarnya. Selanjutnya, bagaimanakah Islam memandang kesehatan pada ketiga domain tersebut? Hal inilah yang akan diulas dalam tiga tulisan secara berurutan.
Sehat jasmani
Gangguan kesehatan jasmani disebabkan oleh trauma, infeksi, metabolisme, neoplasma, dan degenerasi. Untuk mengatasi gangguan kesehatan jasmani, dalam ilmu kedokteran dapat ditempuh 3 cara yaitu:
1. Preventif yaitu tindakan pencegahan terhadap penyakit, misalnya: vaksinasi dan sanitasi
2. Kuratif yaitu tindakan pengobatan yang cepat dan tepat terhadap penyakit, misalnya: pemberian sediaan obat dan tindakan pembedahan
3. Rehabilitatif yaitu tindakan untuk mengembalikan penderita ke dalam masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat, misalnya rehabilitasi fisik dan sosial.
Pandangan Islam
Dalam mengatasi gangguan kesehatan jasmani, Islam menekankan pada aspek preventif. Tindakan pencegahan, lebih bersifat praktis dan ekonomis. Bila kita perhatikan ajaran yang terkandung dalam Alqur’an dan hadits, semuanya berorientasi pada tindakan preventif. Nabi Muhammad SAW bersabda: ”Alhimyatu ashlu kulli dawaa” artinya: pencegahan pangkal semua pengobatan.
1. Perintah Allah SWT
Allah memerintahkan sholat bagi setiap muslim (QS.2:43). Gerakan-gerakan sholat yang dilakukan teratur dan kontinyu akan memberikan pengaruh terhadap kesehatan yang bersangkutan. Dalam Clinical experts no.14 terbitan Bayer Germany Pharmaceutical Division yang ditulis oleh Dr.Frederich W, Dr.G.Laborie, dan Dr.T.Y. Arraman tentang principles of rheumatism theurapic, dikatakan bahwa jika ruku’ dikerjakan secara sempurna, maka penyakit yang bersumber pada ruas tulang belakang dapat dihindari. Begitu pula jika sujud dikerjakan dengan benar, maka akan membantu paru-paru membersihkan dahak dan cairan yang terkumpul pada lobus bawah paru. Sikap duduk iftirasy dan tawarruk yang baik akan mencegah penyakit wasir, impotensi dan pembesaran prostat.
Allah mewajibkan puasa (QS.2:183). Banyak sekali pakar kesehatan yang mengungkapkan manfaat puasa untuk kesehatan diantaranya memberi kesempatan istirahat kepada sistem pencernaan tubuh, membersihkan tubuh dari racun dan sisa-sisa metabolisme, meningkatkan imunitas tubuh, meremajakan sel-sel tubuh, dan meningkatkan fungsi organ.
2. Larangan Allah SWT
Allah mengharamkan daging babi (QS.2:173). Larangan makan daging babi menghindarkan manusia dari penyakit-penyakit yang ditularkan lewat hewan tersebut. Saat ini telah ditemukan sejumlah parasit pada hewan babi diantaranya: Taenia Solium yang bisa menyebabkan gangguan pada otak, mata dan otot, dan Trichinella Spiralis yang menyebabkan gangguan paru dan jantung.
Allah mengharamkan khamr/minuman beralkohol (QS.5:90). Konsumsi alkohol berkaitan erat dengan tingginya angka kejadian ulkus peptikum dan sirosis hepatis. Dengan tidak mengkonsumsi khamr, kita terhindar dari penyakit-penyakit tersebut.
3. Makanan
Terkait dengan makanan, Islam mensyaratkan makanan yang baik adalah ”Halalan thayyiban”. Thayyiban diartikan sebagai bergizi, yaitu harus memenuhi kriteria empat sehat lima sempurna yaitu: nasi, sayur, lauk, buah dan susu. Kita dianjurkan makan dan minum, tetapi jangan berlebih-lebihan, karena Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. Jika kita makan berlebihan, maka akan terjadi penumpukan zat-zat dalam tubuh, misalnya hiperkolesterol yang bisa menimbulkan gangguan jantung. Kekurangan makanan pun, tidak baik pula bagi kesehatan misalnya terjadi defisiensi vitamin dan mineral. Rasulullah menganjurkan untuk makan setelah lapar dan berhenti sebelum kenyang. Etika makan yang dicontohkan rasul adalah mencuci tangan terlebih dahulu, makan dengan tangan kanan, posisi duduk, mengunyah makanan dengan sempurna, menu makanan diatur dan tidak makan makanan yang masih panas.
4. Olahraga
Jenis olahraga yang dianjurkan dalam buku thibbun nabawi adalah jalan kaki, berkuda, memanah, gulat dan berenang. Jenis-jenis olahraga tersebut mewakili tipe olahraga rehabilitatif, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi.
5. Istirahat/tidur
Idealnya tidur 6-8 jam sehari. Tujuannya adalah untuk memulihkan kondisi tubuh. Pola tidur yan dicontohkan rasulullah adalah tidur di awal malam dan bangun ½ malam terakhir. Tidak dianjurkan tidur sesudah subuh dan setelah ashar, karena akan menjauhkan dari rezeki dan merusak badan. Etika tidur yang dicontohkan rasul adalah berwudhu sebelum tidur, membaca doa, dan tidur dalam posisi miring ke sebelah kanan.
6. Kebersihan diri
Rasulullah menganjurkan untuk mandi, karena mandi dapat mencegah pengendapan kotoran dan keringat yang membawa kuman penyebab penyakit. Tangan merupakan organ yang mudah menularkan penyakit. Oleh karenanya rasulullah senantiasa menjaga kebersihan tangan dengan cara memotong kuku, membasuh kedua tangan sebelum tidur dan bangun tidur, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, mencuci tangan sebelum dan setelah menjenguk orang sakit. Jika hendak tidur, ketika bangun malam dan ketika hendak sholat, rasulullah senantiasa menggosok giginya. Dengan menggosok gigi, akan mencegah kerusakan gigi dan bau mulut yang tak sedap.Kebersihan pakaian sangat diperhatikan, karena Allah tidak menerima sholat seseorang apabila dilakukan dengan pakaian yang kotor.
7. Kebersihan Lingkungan
Rasulullah melarang untuk kencing pada tempat genangan air dan memerintahkan untuk menutup bejana rapat-rapat. Hal ini terkait dengan penularan penyakit lewat media air. Rasulullah memerintahkan untuk membersihkan halaman rumah dan tidak mengikuti kaum yahudi yang suka mengumpulkan sampah di lingkungan rumah mereka. Ajaran rasulullah ini sejalan dengan konsep kesehatan lingkungan.
Penutup
Al Qur’an dan As sunnah adalah petunjuk bagi manusia di dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam bidang kesehatan. Dengan mengamalkan Al Qur’an dan Al Hadits, manusia akan mendapatkan 2 pahala. Pahala pertama diperoleh di dunia berupa kesehatan jasmani dan pahala kedua didapatkan di Akhirat kelak berupa Al Jannah. Pendek kata, dengan mengamalkan ajaran Islam, kita mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Amien!
Wallahu a’lamu bis Showwaab.