Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money Pilihan

Melihat Karya JK Untuk Bangsa

25 Mei 2014   19:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:07 137 1
Sekitar tahun 1994 dunia dibuat geger oleh buku karya Paul Ormerod judulnya The Death of Economics. Sebuah buku yang menceritakan kebobrokan system kapitalis yang gagal. Tiga tahun setelah Paul Ormerod berkicau lewat bukunya, tsunami ekonomi menghantam negara Asia Timur dan Tenggara, termasuk Indonesia. Ketika itu pasar keungan dihantam sentimen negatif. Nilai rupiah terjun bebas hingga 18.000 USD.

Banyak perusahaan tidak mampu membayar hutang hingga melakukan PHK. Terdapat 120 juta anak bangsa yang berstatus pengaguran. Narasi selama tahun 1997 hingga 1999 penuh dengan kegelapan. Awan hitam benar-benar menggantung dilangit nusantara.

Di Negara berkembang sistem kapitalis mendapat tantangan dari banyak pemimpin dunia, Eva Morales di Bolivia, Castro di Kuba, Chaves di Venezuela hingga Mahathir di Malaysia mereka menilai sistem kapitalis adalah pembunuh sistematis. Di Indonesia kita diajarkan oleh sistem ekonomi pancasila, yang sebenarnya tidak lain hanyalah sistem kapitalis yang berpakaian batik. Sistem pancasila memungkinkan uang dikuasai segelintir kelompok yang disebut konglomerat dan keluarga dekat penguasa.

Munculnya Jusuf Kalla sebagai Wapres 2004-2009 memberikan warna yang berbeda dalam ekonomi kita. JK menempatkan kepentingan nasional, membuka sekat birokrasi yang lamban dan bertindak lebih cepat dan tanggap. Terobosan dengan berbagai tindakan dan aplikasi riil dikenal dengan istilah Kallanomics. Jusuf Kalla menekankan kepada nasionalisme ekonomi dengan melibatkan pengusaha lokal dalam berbagai mega proyek pembangunan atau mengimbau penggunaan produk dalam negeri (lokal).

Ada  beberapa contoh Kallanomics yang mengubah wajah Indonesia lebih baik:

1. Pembangunan Bandara Modern. Jika anda menyempatkan datang ke Makassar, Medan atau Lombok via udara anda akan menjumpai sebuah bandara yang megah. Banyak yang tidak percaya bahwa bandara tersebut dibangun dengan otak, tangan dan modal sendiri. Tidak boleh ada orang asing begitu ucapan JK pada suatu waktu. " Masa 60 tahun merdeka, negeri ini tidak bisa bikin bandara?" Selama pembanguan bandara tersebut tidak jarang JK turun memantau sejak desain hingga proses akhirnya. Bandara tersebut dibangun dengan desain futuristik. Banyak yang tidak percaya bahwa bandara tersebut karya anak bangsa, katanya itu terlalu keren.

2. Konversi minyak tanah ke elpiji. Kesuksesan program konversi minyak tanah ke elpiji tiak lepas dari peran JK. "Kalau program konversi minyak tanah ke elpiji kita punya leader champion yakni Jusuf Kalla (JK) dimana dia memonitor program ini tiap hari, jika ada hambatan Pertamina langsung dipanggil jam 2 untuk rapat kabinet, dan terbukti ini berhasil," kata Hanung Budya (Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina) di acara Talk Show 'Indonesia Menuju Energi Hijau' di Auditorium BPPT, Jakarta, Rabu (3/7/2013). Sebelum adanya konversi, langit Jakarta dipenuhi awan hitam dari sisa kompor minyak tanah, Jakarta hanya 12 hari langitnya biru dalam 365 hari, sisanya penuh polusi udara. Selama 7 tahun mampu menghemat subsidi bahan bakar sebesar Rp115,6 triliun dari 2007 hingga Maret 2014 ini dengan duit tersebut kita bisa membangun 115 stadion mega sekelas Stadion Palaran.

3. Swasembada beras. Kita terakhir swasembada beras di tahun 1985, setelah itu kita salah satu negara importir beras terbesar didunia. Produksi beras tidak mengalami kenaikan salah satunya karena persoalan distribusi benih unggul. Pengadaan benih terhambat oleh Keppres mengenai aturan pengadaan barang pemerintah yang melebihi Rp. 50 juta harus melalui tender. Bukan JK jika tidak punya 1000 macam akal, ternyata ada celah agar benih tidak ikut tender yaitu jika harga barang diatur pemerintah dan dalam kondisi darurat. JK lantas mengumpulkan semua bupati yang sejak awal takut dituduh melanggar aturan. Bupati duduk bersama Kapolri dan Jaksa Agung yang sengaja di undang JK, mereka diberi keyakinan bahwa tindakan tersebut legal. Dengan benih tersebut Indonesia berhasil swasembada beras 2008-09. Namun sayangnya setahun kemudian setelah SBY-JK berpisah kita kembali mengimpor beras.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun