Alasan kampung tersebut dinamai dengan Rawa Buaya adalah karena daerah tersebut dulunya merupakan rawa-rawa penuh air, dan di dalam rawa-rawa tersebut dipercayai terdapat banyak buaya.
Pada masa itu, sebuah kali yang terletak di sepanjang sisi Jalan Raya Daan Mogot akan meluap jika hujan turun, sehingga buaya-buaya yang berada di dalam kali tersebut akan ikut terbawa arus dan keluar ke permukiman warga.
Buaya tersebut menimbulkan kekhawatiran warga setempat, sehingga warga melakukan pencarian dengan bergotong-royong untuk menangkap buaya yang sudah tertutup lumpur dan susah untuk ditemui. Maka Hal itulah yang menjadikan daerah rawa-rawa yang penuh buaya dinamakan Rawa Buaya.
Namun, asal usul nama Rawa Buaya tidak hanya itu, terdapat cerita versi lain yaitu sebuah nama kampung di Pulau Luzon, Filipina.
Luzon adalah pulau terbesar di Filipina. Pada akhir abad ke-5, Nusantara, termasuk Jakarta, dibanjiri dengan imigran dari Filipina.
Pendatang Filipina dari Pulau Luzon bermukim di sana dan berbaur dengan penduduk asli kawasan pada saat itu.
Maka sejak saat itu, kawasan tersebut dinamakan Rawa Buaya atau Marsh Buwaya dalam bahasa Filipina.