Karena sesungguhnya kitalah yang akan menerima estafet untuk kemudian melanjutkan kehidupan di dunia ini. Bila pemuda-pemudi di suatu bangsa itu baik, maka Insya Allah hari depan akan semakin cerah. Namun sebaliknya, jika kita buruk keruntuhan bangsa ini hanya tinggal menunggu waktu.
Tulisan ini bukan bermaksud untuk mengajari terlebih menghakimi namun lebih kepada saling berbagi. Semoga tercipta di antara kita budaya saling menasehati tnpa bermaksud menghakimi, menyentuh tanpa bermaksud menyinggung serta mengajak tanpa mengejek.
Ketahuilah wahai keindahan sesungguhnya Islam amat menghargai posisi dirimu. Wanita diletakkan di posisi terhormat. Islam-lah yang merubah posisi wanita yang tadinya hina menjadi mulia. Akan tetapi, sangat disayangkan kebanyakan wanita itu sendiri yang tidak mengetahui posisi dirinya, mereka telah melupakan ketentuan-ketentuan Allah pada dirinya.
Semasa era jahilyah posisi wanita sangat terzalimi, sangat tersiksa. Bahkan kelahiran anak perempuan sangat tidak diharapkan karena merupakan aib. Para orangtua merasa kehormatan diri runtuh bila mendengar kelahiran anak perempuan, sehingga tak segan-segan menguburnya hidup-hidup. Pada masa itu tidak ada hokum, tidak ada norma, pokoknya ‘semau gue’ apalagi dalam masalah keperempuanan. Kaum wanita tidak memiliki hak dan tidak dihormati, lelaki bebas mengawini beberapa orang istri dan menceraikannya sekehendaknya. Bahkan suai membolehkan istrinya berhubungan dengan lelaki lain, lebih parah lagi, anak lelaki dapat mengambil janda-janda ayahnya sebagai warisan. Naudzubillah.
Begitulah, keadaan wanita di zaman jahiliyah yaitu zaman sebelm datangnya cahaya yang terang benderang yakni Islam. Memang , dari salah satu artinya saja yaitu selamat dibuktikan dengan menyelamatkan seluruh dunia termasuk wanita. Dimana posisi wanita menjadi yang selayaknya mulai dari usia muda hingga tua.
Di mata Islam, Ayah harus mendahulukan anak perempuannya dalam hal berbagi hadiah/ kebahagiaan. Selain itu, juga ungkapan surga di telapak kaki ibu (wanita). Begitulah Kemuliaan Islam memuliakan wanita.
Posisi Wanita
Sebenarnya tak ada perbedaan yang berarti antara wanita dan pria hanya tugas yang berbeda. Allah swt. Berfirman ”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS an-Nisa :32)
Ayat ini menjelaskan bahwa tiada diskriminasi dalam Islam, tidak ada jalan atau alas an untuk merendahkan derajat wanita. Allah swt. Menilai dari hasil amal masing-masing baik pria maupun wanita. Oleh karena itu, agama Islam memandang wanita sebagai teman (pendamping) bagi pria bukan budak yang dapat diperlakukan sama dengan harta benda atau pemuas nafsu belaka(KH Ali Yafi).
Wanita dijadikan Allah swt. Untuk menghiasi bumi ini. Tanpa wanita dunia ini terasa sempit dan tidak enak untuk didiami. Wanita merupakan ketenteraman bagi laki-laki (QS ArRum :21). Nabi Adam as. Gelisah meskipun hidup dipenuhi kenikmatan di surga lalu Allah Menjadikan Siti Hawa sebagai temannya dan kenikmatan syurga pun sempurna. Begitulah pentingnya wanita bagi laki-laki.
Tak hanya lelaki, peran wanita sangat menentukan nasib bangsa dan Negara. Sebuah ungkapan dri junjungan menyebutkan “ Wanita adalah tiang Negara, apabila wanita di suatu Negara baik maka akan baiklah Negara itu, tetapi sebaliknya jika kaum wanitanya rusak maka rusaklah Negara itu.” Sungguh mesti disadari oleh Dikau yang memiliki keindahan bahwa engkau-lah tamsilan kepada keindahan namun begitu engkau jualah penentu kerusakan dan kemmusnahan..
Berbagai kasus yang melanda negeri ini tak jarang akibat campur tangan wanita. Seorang berpotensi menjadi koruptor bila istrinya di rumah menuntut kekayaan lebih. Seseorang dapat menjadi pemerkosa bila melihat gambar maupun video wanita yang tidak menjaga nilai-nilai kesopanan.
Oleh karena itu, Islam amat menghargai dengan tinggi bila wanita itu baik. Hingga dalam suatu riwayat dikataka bahwa Satu wanita yang shalehah lebih baik daripada 1000 lelaki yang sholeh..
Status kita sebagai pemuda dan pemudi memiliki beban yang cukup berat. Masa depan dunia berada di pundak kita. Oleh karena itu, selayaknya kita mempersiapkan diri dalam mengahadapi masa depan yang menunggu kita.
Saran
Setidaknya ada 3 hal yang dapat kusarankan kepada dirimu yakni; Pertama, hendaknya kita membangkit dan mengembangkan kembali budaya malu. Rasulullah saw. Bersabda “ Malu dan Iman adalah satu rumpun apabila terangkat (runtuh) yang satu, maka runtuh pula yang lain.” ( HR al-Hakim).
Malu merupaka satu sifat yang dapat mencegah kita melakukan perbuatan-perbuatan jahat dan buruk. Dengan sifat malu, kita tidak akan melanggar berbagai ketentuan yang ada dalam hidup ini baik agama, peraturan/perundang-undangan maupun adat kesopanan.Malulah kita kepada Allah swt, kepada orang lain maupun kepada diri sendiri.
Kedua, Bersikap Tenang dan terhormat. Hormatilah dirimu dengan menjaga kehormatan diri yang telah dikembalikan oleh Islam. Janganlah tindak tandukmu dapat menjadikan dirimu terlihat ‘murahan’ oleh orang lain. Jadilah engkau wanita yang bernilai bukan wanita yang dapat ‘dihargai’.
Ketiga, bersikap serius dan sopan. Janganlah kita menganggap remeh akan segala hal meskipun itu terlihat sepele/kecil. Contohnya jagalah suaramu agar tidak bernada seperti merayu (terlalu lemah lembut) kepada setiap pria. Suaramu juga merupakan wakil dari keindahanmu. Jagalah segala perhiasan dan keindahanmu (jangan diumbar-umbar).
Keempat, cobalah meneladani para “miss universe” yang telah ditetapkan agama. Nabi Muhammad saw. Bersabda : “Sebaik-baik perempuan di dunia ini ada 4 yaitu : ‘Maryam binti Imron, Asiyah istri Fir’aun, Khadijah binti Khuwalid dan Fatimah binti Rasulullah .”(HR. Anas bin Malik). Nabi Saw. Juga mengatakan bahwa keunggulan Aisyah ra. Selayaknya keunggulan roti atas seluruh makanan. Ambillah pelajaran dari perjalanan kelima wanita tersebut. Dimana Maryam binti Imron amat menghargai kehormatannya sehingga dia tak pernah disentuh oleh lelaki non mahromnya. Asiyah tetap memegang teguh agamanya meskipun suaminya kafir. Khadijah ra. Sang motivator Rasulullah saw. Dialah wanita pertama yang ‘mendorong’ Rasul untuk menegakkan agama. Fatimah ra. Merupakan anak yang taat kepada sang ayah dan istri yang patuh kepada suami (Ali ra.). Beliau menemani sang ayah dalam suka dan duka selajutnya mengiringi jejak langkah sang suami. Sedangkan Aisyah ra. Sang pengajar, ibu orang-orang Mukmin. Banyak pelajaran yang diambil dari diri beliau berupa hadist-hadist Nabi Saw, terutama mengenai remaja sepert haid bahkan sampai masalah kerumah tanggaan.
Penutup
Mungkin ini saja yang dapat kutuliskan padamu wahai ayu. Aku berharap dunia di masa depan semakin cerah akibat kesalehanmu. Tetaplah mengajar dengan kebaikan, janganlah hiraukan lelaki yang nakal, tetaplah menjauh dari budaya pacaran di zaman globalisasi ini, tetap taat kepada orangtua bila berdasarkan kebaikan. Jadilah engkau sebaik-baik keindahan di dunia. Keindahan dan kemakmuran bangsa di masa depan berada di pundak kita bersama.
Wallahu ‘alam bish shawab.
Ishlah al-Medaniy