Belakangan ini, tak jarang sebagaian orang mengetahui akan manfaat dari suatu limbah yang sebagian besar berasal dari tumbuhan alami yang tahapan akhirnya hanya pada tahap pembuangan tanpa adanya tahap penguraian dan pemanfaatan.Â
Padahal, jika di tinjau dari kandungan masing-masing limbah yang ada, kemungkinan besar inovasi-inovasi dari setiap individu akan muncul jika diketahui akan potensi dan kebergunaannya, salah satu contoh adalah Limbah Biomassa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).Â
Kelapa sawit (Elaeis Guinensis Jacq) Merupakan suatu komoditas utama perkebunan yang penting didalam perekonomian Indonesia sebagai penghasil devisa Negara yang terbagi menjadi tiga pengusahaan yakni perkebunan besar swasta (PBS) sebesar 51,86%, perkebunan rakyat (PR) sebesar 41,42%, dan perkebunan besar Negara (PBN) sebesar 6,72%.
 Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 14,5 ha dengan jumlah total produksi minyak sawit sebesar 47,2 ton dengan nilai ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunan kelapa sawit di Indonesia mencapai value sebesar US$ 14,716 juta (Direktorat Jenderal Pekebunan, 2021).Â
Dengan demikian, kelapa sawit merupakan suatu produk pertanian yang strategis sebagai sumber minyak nabati dengan produksi kurang lebih 4,09 ton pertahun. Produk kelapa sawit biasanya juga terdiri dari minyak masak, minyak industry, dan pada produksi bahan bakar.Â
Produksi penggunaan bahan baku kelapa sawit di Indonesia meningkat setiap tahunnya, sehingga hasil akir produksi pengolahannya menghasilkan limbah biomassa yang sangat besar.Â
Presentase hasil pengolahan inti kelapa sawit sebesar 4-5% dari tandan buah segar meiliki berat sekitar 49,5% dari inti sawit dengan kandungan BK 91,83%, serat kasar (SK) 37%, protein kasar (PK) 16,3%serta kecernaan sebesar 67%. Sedangkan pada lumpur atau limbah sawit solid, mengandung PK sebesar 17,41%, LK 15,15%, SK 35,79%, dan TDN sebesar 74% .Â
Hasil pengolahan yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit berupa janjang kosong (JJK) sekitar 20% dari tandan buah segar yang diolah merupakan bahan organik atau suatu biomassa yang kaya akan unsur hara, sehingga berpotensi tinggi dalam berbagai proses produksi.Â
Selain itu, kandungan POME (palm oil mill effluent) pada hasil pengolahan Kelapa sawit mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi. Tetapi, pemanfaatan dan pengolahannya kurang optimal sebab sebagian besar hanya digunakan sebagai pupuk pada media tanam.
Tandan kosong kelapa sawit juga mengandung unsur kadar hara dengan N total 1,91%, K1,51%, Ca 0,83%, P 0,54%, Mg 0,09%, C-organik 51,23%, C/N ratio 26,82% dan pH 7,13 .Â
Selain itu, Tandan Kosong kelapa sawit memiliki kandungan Lignoselulosa yang terdiri dari rata rata 44,4% selulosa, 30,9% hemiselulosa, dan kandungan lignin sebesar 14,2%.Â
Adanya kandungan lignoselulosa dan bahan organik yang tinggi menjadikan TKKS berpotensi tinggi untuk digunakan sebagai biomassa pada proses pembuatan biofuel seperti Bioetanol.