Musibah ini membuat setiap orang yang menyimaknya bergetar. Tak terbayang betapa mengerikannya kondisi saat mobil itu melacu kencang dan menabrak orang-orang yang sedang asyik berjalan santai di trotoar jalan. Tubuh mereka terpental. Ada juga yang terseret mobil. Sebagian besar meninggal di tempat, sementara sisanya meninggal di rumah sakit.
Mengapa ini bisa terjadi? Padahal Jakarta Sabtu itu cukup cerah dan tidak sumpek oleh kemacetan.
Apapun alasannya, si pengemudi Afriani Susanti, warga Tanjung Priok yang bekerja di rumah produksi film, adalah pihak yang paling layak untuk disalahkan. Tapi akan lebih bijak kalau semua orang tahu persis penyebab dari kecelakaan tersebut.
Apakah karena Afriani mengantuk sehingga wanita berjilbab ini lepas kendali? Atau karena rem blong sehingga mobilnya lepas kendali?
Mengendalikan sebuah benda padat yang sedang bergerak maju dalam kecepatan puluhan kilometer per jam tentu perlu kecermatan dan kehati-hatian. Kalau pengemudinya mabuk atau mengantuk, mobil itu seakan tidak memiliki pengemudi sama sekali. Arahnya jadi tidak terkendali, sehingga trotoar pun dihajar dan semua orang yang didepannya ditabrak tanpa henti. Hal serupa terjadi kalau rem mobil tidak berfungsi. Kecepatan tinggi tidak bisa dihentikan kecuali oleh tembok besar di depannya.
Sebelum ada penjelasan rinci penyebab kecelakaan, kita sebaiknya menahan diri untuk tidak mengutuk atau mencaci-maki pengemudi dan ketiga rekannya yang ada di dalam Xenia. Karena boleh jadi kejadian mematikan kemarin juga musibah bagi mereka.
Mari kita berdoa semoga keluarga kita terhindar dari musibah yang tak terduga.
Amin ya rabbal alamin....