Hari ini, usai makan siang, Pak Beye datang ke kantor saya. Raut wajahnya serius. Menatap tajam ke setiap orang di depannya. Saya ingin menduga dia sedang tersenyum ceria. Tapi khawatir dugaan itu salah, saya tidak berani menyapa atau berkata-kata. Saya hanya memasang wajah senyum senang dan gembira, sambil mengucapkan terima kasih ke orang yang membawanya. Apakah kedatangannya berhubungan dengan tulisan saya di Kompasiana? Saya tidak sedang ber-ge-er-ria. :D Saya harap teman-teman maklum mengapa saya begitu gembira menyambut kedatangan Pak Beye. Pertama, karena dia orang nomor satu negeri ini. Kedua, karena hari ini sudah saya nanti-nantikan sejak lama. Setidaknya sejak saya berbincang-bincang dengan mas Inu di Yogyakarta, Maret lalu. Sebuah perbincangan hangat dan akrab di lantai dua kantor perwakilan Kompas Yogyakarta-meskipun itu pertama kalinya kita berjumpa. Ya, Pak Beye yang datang ke kantor siang ini adalah seri pertama dari Tetralogi Sisi Lain SBY yang isinya bersumber dari tulisan-tulisan yang dituangkan mas Inu di
social blog Kompasiana sejak tahun 2008. Oleh kang Pepih-sang editor, tulisan-tulisan mas Inu tadi dipilih dan dipilah menjadi empat buku, yaitu Pak Beye dan Istananya, Pak Beye dan Politiknya, Pak Beye dan Keluarga dan terakhir, Pak Beye dan Kerabatnya. Keempat buku itu rencananya akan diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas (PBK). Waktu bertemu dengan mas Inu di kantornya menjelang iB Kompasiana Blogshop di Jogja, saya mendapat cerita di balik cerita. Mulai dari semangatnya ngeblog, banyaknya informasi tambahan yang mas Inu dapat dari para pembaca yang meninggalkan jejak di kolom komentar, sampai soal tumpukan CD yang berisi ribuan foto hasil jepretan selama meliput di istana. Lalu kita bicara soal buku dan covernya: Bukunya akan diterbitkan tahun ini. Dibagi menjadi beberapa buku. Lalu covernya tentu saja wajah Pak Beye. "Mungkin gambar SBY-nya di balik, Is. Atau bisa juga gambar Pak Beye ditaruh di sampul belakang," tutur mas Inu, mereka-reka sampul buku pertamanya. Kalau boleh berkomentar, saya menilai tulisan-tulisan mas Inu di Kompasiana memang layak dibukukan-baik ditinjau dari sisi konten maupun sisi komersil. Dari segi konten, cerita seputar SBY dan istananya yang dibagikan mas Inu lewat blognya di Kompasiana sangat orisinil, eksklusif dan menarik. Orisinil karena cerita-ceritanya berasal dari sumber pertama yang didapat selama dia bertugas meliput di istana periode 2004-2009. Orisinalitas juga terletak pada foto-foto yang dijepret lewat kamera pinjaman kantor tempat mas Inu bekerja hingga hari ini. Lalu soal ekslusifitas, saya berani jamin cerita mas Inu eksklusif. Asumsi sederhananya begini: Di jagat Indonesia, tidak banyak orang bebas keluar-masuk istana kecuali penghuni, para staf dan wartawan. Dari kelompok wartawan, tidak semua jurnalis bisa bebas masuk istana kecuali yang beruntung mendapat tugas di istana. Lalu tidak semua wartawan istana senang membagikan cerita dan gambar seputar istana kecuali mereka yang benar-benar senang berbagi. Dan mas Inu adalah sedikit dari sekian kalangan wartawan istana yang dengan ringan jari membagikannya ke para pembaca Kompasiana dengan semangat, "mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting"-sebuah semangat yang terpampang jelas di halaman profilnya. Kemudian terkait daya tarik tulisan-tulisan mas Inu sudah terjamin mutunya. Setidaknya, bila dilihat dari dinamika yang berlangsung di blognya. Hingga saat ini, tercatat ada 437 tulisan yang dibagikan oleh mas Inu, lengkap dengan satu-dua foto di bagian akhir cerita. Tulisan-tulisan itu sudah dibaca oleh lebih dari 747 ribu lebih pembaca (tepatnya 747.039 orang) dan 'mendulang' 15.334 tanggapan (di luar balasan komentar yang diberikan oleh mas Inu sendiri). Artinya, setiap cerita rata-rata dibaca oleh 1.700 orang dan diperkaya dengan 35 komentar yang seringkali melengkapi dan memperkaya khasanah tulisan inti. Cukup menarik bukan? Itu baru dari sisi konten. Sedangkan dari sisi komersil, buku ini boleh jadi laris di pasaran karena yang diceritakan adalah orang nomor satu yang sedang memimpin Indonesia. Lebih dari itu, dalam dua pemilu terakhir, SBY selalu unggul dengan perolehan suara yang luar biasa. Artinya, SBY adalah orang paling populer, paling dihormati dan paling dipercaya memimpin negeri ini. Wajar kalau banyak yang ingin tahu lebih dekat sosok SBY. Lewat tulisan-tulisannya yang sudah dibukukan ini, mas Inu mencoba memberikan informasi yang dibutuhkan oleh publik. Teori dasar bisnis menyebutkan, kebutuhan atau permintaan yang bagus adalah kabar menggembirakan yang harus direspon dengan penawaran yang bagus juga. Meskipun belum membacanya lembar per lembar, saya menilai buku ini layak untuk dinanti dan dibaca, setidaknya oleh orang yang belum pernah bertemu dengan orang nomor satu seperti saya. Akhirnya, saya ucapkan selamat buat mas Inu atas terbitnya buku Pak Beye dan Istananya. Semoga menjadi langkah yang bagus buat buku-buku berikutnya. Dan semoga Pak Beye yang sedang dinanti oleh mas Inu sejak akhir minggu lalu dengan perasaan resah bisa segera bertandang ke rumah. Catatan:
Buku ini baru diangkat dari oven alias masih hangat. Menurut PBK, buku akan beredar di toko buku Gramedia mulai hari kamis, 22 Juli 2010. Informasi peluncuran buku akan disampaikan kemudian. [caption id="attachment_199514" align="aligncenter" width="500" caption="Cover buku Pak Beye dan Istananya (Penerbit Buku Kompas)"][/caption]
KEMBALI KE ARTIKEL