Bibit dan Chandra dipanggil Mabes Polri terkait dugaan penyalahgunaan wewenang yang berakhir 'damai'. Susno Duadji dipanggil Mabes Polri terkait kesaksiannya dalam persidangan Antasari. Anggodo dipanggil KPK karena diduga menghalang-halangi upaya penyelidikan kasus korupsi. Sutradara Hanung Bramantyo dipanggil Polda Kalimantan Selatan gara-gara menerima uang Rp 1,4 miliar untuk kepentingan film terbarunya. Taufik Hidayat dipanggil ke Pelatnas menjelang babak kualifikasi Piala Thomas dan Uber Cup 2010.
Di gedung DPR, lebih banyak orang yang dipanggil Pansus Bank Century. Ada Sri Mulyani, Boediono, Marsillam Simandjuntak, Jusuf Kalla dan masih banyak lagi tokoh lainnya. Mereka dipanggil bergantian. Satu hari bisa satu atau dua orang yang dipanggil. Selama musim panggil-memanggil di DPR ini, sorotan utama media massa selalu berasal dari panggilan Pansus.
Seperti biasa, dalam setiap panggilan, pasti ada yang menerima dan ada juga yang menolak. Orang-orang yang dipanggil di atas umumnya setuju. Tapi ada juga yang menolak, misalnya Presiden SBY yang konon kabarnya akan dipanggil Pansus. Meskipun panggilan ini baru wacana, mas Inu langsung memastikan reaksi presiden kalau jadi dipanggil Pansus.
Blogger Kompasiana ini yakin 1000% SBY pasti menolak dipanggil Pansus. "kalau dipanggil mas sus atau pak sus, mungkin saja masih menoleh. ingatan di masa kecil di pacitan sana pasti sulit dilupa." tulis Mas Inu yang terlihat masih 'bermusuhan' dengan huruf kapital.
Penolakan serupa juga dilancarkan oleh Gayus Lumbuun, Wakil Ketua Pansus Bank Century yang sempat dipanggil "Bangsat". Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden termasuk orang yang menolak saat dipanggil "Daeng". "Tentu saja saya merasa tidak senang, namun karena ini kan acara yang ditonton oleh semua orang. Saya tidak bereaksi emosional, biar orang yang menilai kok orang ini di acara resmi nyeleneh manggilnya," jawab JK saat ditanya perasaannya saat dipanggil "Daeng" di meja Pansus (baca selengkapnya di sini).
Fenomena panggil-memanggil di negeri ini mudah-mudahan bisa kita ambil hikmahnya. Setidaknya, saya mencatat ada tujuh butir hikmah yang mungkin berguna untuk diamalkan sehari-hari:
- Jangan pernah membantah kalau dipanggil orangtua.
- Batalkan semua janji dan rencana kalau ada panggilan kerja.
- Bergegaslah ketika dipanggil bos atau atasan.
- Kalau dipanggil polisi atau aparat hukum, mintalah Surat Panggilan resmi.
- Panggillah orang dengan nama asli. Kalau tidak kenal atau lupa namanya, lebih baik panggil Mbak atau Mas saja.
- Boleh memanggil teman dengan nama gaulnya kalau sudah benar-benar akrab.
- Kepada orang yang lebih tua, imbuhi dengan sebutan Bang, Mbak, Mas, Non, Tante, Pak, Bu atau lainnya sesuai dengan tradisi daerah. Kalau dengan teman seumur, boleh panggil nama saja. Tapi kalau temannya itu atasan kita, sedikit menunduk mungkin ada manfaatnya.