Tokoh yang satu ini memang terbilang paling vokal memburu titik lemah hamba hamba Allah dari anak anak bangsa di NKRI ini, seolah NKRI hanya milik seorang Luhut Panjaitan, sehingga setiap gejolak mengatas-namakan agama, selalu di tuding "Garis Keras" [GK], makin menonjolkan kebencian pada kelompok mayoritas. Sambil berlindung di balik Minoritas, Luhut Panjaitan bersuara paling minor diantara Pejabat, bahkan menampilkan sosok garang untuk melawan Habib Riziq, terlebih karena Habib Rziq mampu menghadirkan Jutaan umat Islam, sekaligus rasa simpatik para pejabat tinggi, termasuk Presiden yang ikut hadir di acara aksi bela Islam 212 . Masih dengan tuduhan mengada-ada, celoteh yang biasa di lontarkan para centeng Belanda melawan tokoh tokoh Islam masa penjajahan.
KEMBALI KE ARTIKEL