Orang yang cerdas, semestinya tak perlu gusar dengan film buatan musuh Islam , dan yang perlu dilakukan budayawan Islam harus juga kreatis menulis cerita cerita film tandingan "Innicence of Muslims", yang menggambar sebuah keadaan agama sebelum Islam dengan kritis yan lebih normatif dengan pedoman agama agama sebelum Islam. Tidak perlu menunjukkan sikap arogan dan merusak. Tentu bila melukiskan sebuah kehidupan agama sebelum Islam itu akan lebih menarik bahkan sangat argumentatif.
Misalnya bagaimana agama sebelum Islam melukiskan nabi nabinya terlibat kegialaan dengan wanita, hingga terlena bersama anggur merah dalam dekapan dua anak perempuannya, atau seorang nabi yang mengambil istri saudaranya, atau pembataian pembantaian dan pembunuhan massal yang terdapat didalamnya, sehingga yang terjadi adalah pembasmian sebuah suku yang harus ditumpas oleh orang orang yang berkuasa. Terlalu banyak kalau umat islam mau cerdas melawan Film Innocence of Muslim. Bukan menanggapi film dengan sikap provokatif , tetapi harus dinamis kreatif, dengan menunjukkan kebolehan " Muslim Bisa" .
Dibarat sejak dulu berada pada paradigma barat yang berbeda, tidak semua barat membenci Islam, banyak juga kalangan non muslim barat yang bijak menilai agama, sebagaimana banyak juga non muslim yang tidak realistis menulis cerita Islam, salah satunya adalah Innocence oh muslim, merupakan realitas sosial barat, tetapi kan ada juga kisah film barat yang menayangkan serial Islam dan perjuangannya sesuai dengan kisahaslinya.
Tunjukkan kemampuan Islam, bahwa Islam itu bisa berbuat lebih dari sekedar yang diharapkan oleh pemeluknya. Pasti pihak non muslim juga akan berpikir sama di barat, bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah, dan akan terjadi koreksi dengan sikap sikap mereka yang berlebihan terhadap Islam