Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Jangan Panggil Saya Pelacur ( Part 1 )

21 Juli 2011   12:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:30 245 0
Sosok wanita merupakan mahkluk yang sangat di agungkan pria dan manusia lainya. Dia melebihi pahlawan devisa yang banyak telah tersiksa di negeri jiran. Perjuangan bertahan hidup untuk mengandung dan melahirkan sosok manusia suci dari rahimnya merupakan sebagian kerjas keras yang kemudian nantinya akan mendidik dan mebesarkan amanah yang telah diwajibkan olehnya. Yah, itulah wanita, yang dimana saya akan ceritakan nantinya.

Jari – jarinya menari diatas keyboard yang tak sesekali tangan kanan menganyugkan gelas kopi kemulutnya, bak menjalin cinta dengan laptop, dunia ini seakan milik dia dan laptopnya. yah, begitulah sedikit deskripsi paradigma orang jika melihatku. Oh iya, perkenalkan namaku Saladin. Saat ini baru saja saya menjadi mahasiswa baru. Demi melanjutkan cita – cita untuk bisa tetap bertahan kuliah, saya membuka jasa sebagai servis panggil disalah satu kota mertropolitan yang nanti akan saya sebut namanya.Di kota, saya hanya mempunyai modal keterampilan memperbaiki laptop dan komputer yang tak lain ilmu itu saya dapatkan dari SMK yang berada di desaku dahulu. Sebenarnya saya telah putus kuliah karena orang tuaku hanyalah petani yang tak mampu membiayai uang kuliahku. Tanpa putus asa dan ragu, saya memberanikan diri untuk kuliah dan membianyai sendri dengan cara menjadi tukang servis laptop di kota tempat ku berada sekrang ini.

Sudahlah, cukup sudah curhatanku, disini saya akan bercerita tentang user-ku ( pelanggan ) yang laptopnya ingin diperbaiki. Awalnya sore itu dia menghubungi ku melalui sms.

“Mohon maaf, benar ini servis laptop”

“Iya benar, ada yang bisa dibantu ? ” , jawabku dengan agresif.

“Laptopku rusak, tapi tak tau ini rusak kenapa”

“Oke, silahkan kirim alamat lengkap, saya akan datang ketempat anda”.

“Rumahku di jalan dibelakang jalan Nusantara yah, saya tak tau ini jalan apa, hubungi saja kalau kamu sudah di jalan nusantara”

“Oke, seep, sebenetar malam sekitar jam 07.00 saya kesitu”

Walau pernyataan terakhir memilki makna yang bisa saja menyasarkan saya saat menuju tempatnya, saya tak akan perduli ini demi mencari sesuap nasi untuk bertahan hidup. Dengan segera saya mandi dan berpakaian rapi meluncur ke jalan nusantara yang ada di kota Makassar. Pukul 07.18 malam saya tiba di lokasi, saya ingin menelfon tapi ada yang sedikit menjanggal yang harus saya mulai dengan kata apa. Entah menggunakan kata Pak atau mbak, saya lupa juga menanyakan jenis kelaminya. Yah, aku anggap saja dia punya dua jenis kelamin. Kucoba hubungi.

“Halo…”

“Iaa Halo”, Dengan nada merdu yang tak memilki serak yang kasar, sepertinya dia seorang wanita.

“Ini mbak yang tadi sms ya ? ”

“Iaa ini siapa ya ?”

Dalam hati berkata “Waduh ini orang serius atau tidak sadar waktu dia sms saya”

“Ini saya mbak, yang mau perbaiki laptopnya”

“Oh iya, baru ingat, kamu dimana sekarang”

“Saya sudah di jalan Nusantara mbak, rumah mbak dimana ?”

“Kalau kamu dapat hotel nusantara, pass belakangnya situ ada tempat kost, nah itu dia tempat ku”

“Oke mbak”.

Saya sedikit sontak, saat keluar pernyataan tentang tempat kost. Mana dia wanita lagi, kost lagi, ditempat prostitusi lagi. ahh, jangan langsung berdiri Jony ( Panggilan akarab sejengkal di bawah perutku), kamu jangan nakal, kita ini hanya cari nafka dan mau kuliah. Terus terang saya berderbar – debar saat ingin menuju tempat mbak yang saya hubungi tadi. Karena menurut kawan – kawan kuliahku, Jalan Nusantara adalah surganya prostitusi. Yah, sebagai orang desa yang di kampungku tak pernah ada tempat seperti ini, wajar saja kalau saya gugup.

Ku ketuklah pintunya, kemudian dia mempersilahkan masuk. Astaga, saya tak sanggup saat dia menyambut indah bersama belahan gunungya nampak jelas. Saya ingin menutup mata tapi bagamana saya bisa bekerja jika harus menutup mata. Yah, apa boleh buat, aku anggap saja ini merupakan berkah yang berselimut makru bukan dosa, itu saja yang bisa saya katakan karena perutku juga sudah tak sabar di sapa oleh nasi dan lauk.

Bersambung ….

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun