Merenungkan kembali artinya, mengoreksi, mengevaluasi, apa yang sudah dilakukan. Melakukan itu mewujud pada kejadian. Dengan lain kata, kejadian bukanlah benda mati, ia digerakkan oleh subyek yang melakukan.
Demikian, mengevaluasi apa yang sudah dilakukan negeri ini, adalah dengan melihat kejadian kejadian di negeri ini. Tragedi kemanusiaan di negeri ini adalah kejadian yang patut menjadi permenungan bersama di akhir tahun ini.
Betapa tidak, dalam sebulan terakhir telah terjadi tragedi kemanusiaan sambung menyambung. Pertama, Aksi bakar diri Sondang, seorang mahasiswa, di depan istana sebagai protes atas kekecewaannya, kemuakannya, terhadap pemerintahan di negeri ini. Aksi tersebut seakan berteriak bahwa suara rakyat tak pernah didengar oleh pemerintah.
Kedua, pembantaian di Mesuji, Lampung, soal sengketa lahan antara warga masyarakat dengan pihak sebuah perusahaan pengolah sawit. Pembantaian itu sebetulnya telah terjadi beberapa tahun silam, dan masih berlanjut ke tahun ini. Kejadian itu seakan juga berteriak, bahwa pemerintah selalu berpihak pada pengusaha, bukan rakyat.
Ketiga, kebrutalan aparat negara dalam membubarkan paksa aksi warga memblokir pelabuhan penyeberangan Sape di kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, yang menolak didirikannya pertambangan di wilayah mereka. Lagi lagi, kejadian ini seakan berteriak bahwa pemerintah selalu berpihak pada pengusaha, bukan rakyat.
Menyaksikan kejadian kejadian ini hati kita menjadi miris. Betapa rendah nilai kemanusiaan di negeri ini. Sepertinya bangsa ini tak pernah belajar, atau tidak mau belajar, dari kejadian kejadian masa silam. Klise memang, kalau dikatakan bahwa bangsa ini adalah bangsa pelupa, tepatnya bangsa melupa. Tapi apa dikata, memang demikian adanya.
Kejadian kejadian ini menjadi potret buram akhir tahun negeri ini. Kiranya, tidak berlebihan bila kejadian kejadian itu menjadi bahan permenungan kita bersama di penghujung tahun dalam menyambut tahun yang baru. Demi menuju Indonesia damai, makmur, sejahtera.