"Oh... jadi itu masalahnya?" tanya Pak Kiayi.
"Benar" jawab orang tersebut penuh harap.
"Baiklah", beberapa saat Pak Kiayi terdiam merenung, lalu "hmmm, sampean jangan kaget!" ujarnya serius
"Sampaikan saja Pak Kiayi, seberat apapun sarannya saya akan ikuti nasihat pak Kiayi". kata si laki-laki.
"Tapi saya tidak punya saran" kata Pak Kiayi
"Lalu apa yang diketemukan dengani masalah saya ini?" tanya si Pria
"Begini!" Pak Kiayi mulai menjelaskan apa yang ingin disampaikannya, "umur sampean tidak akan lama lagi, paling lama satu bulan lagi".
Si Pria kaget bukan kepalang, badannya langsung lemas, ingatannya kemana-mana, pikirannya tertuju pada anak istrinya, pada hutang-hutangnya, pada binatang peliharaannya, pada perbuatannya, perbuatan-perbuatan buruknya yang pernah ia kerjakan melintas dipikirannya, tanpa disadari airmatanya mengalir, isak tangisnya mulai terdengar.
"Ya sudah, sampean sabar, sampean harus menghadapi ini semua" ujar Pak Kiayi mencoba menenangkan.
Akhirnya si Pria pulang dengan perasaan yang tidak menentu, ia baru saja mendapat "vonis" yang tidak diduganya sama sekali, pikirannya terus menerus tertuju pada perkataan Pak Kiayi. Sesampainya di rumah pun demikian, pikiran tetap terganggu dengan ucapannya.
Hari demi hari ia jalani hidupnya dengan ketakutan, takut akan kematian yang tak lama lagi, setiap mau mengerjakan sesuatu, ia ingat pada kematiannya, semangatnya pun langsung hilang, ketika mau makan seleranya pun langsung hilang. keadaan ini terus berlangsung hampir satu bulan. akhirnya si pria pasrah, ia siap untuk dipanggil Yang Maha Kuasa.
Setelah satu bulan terlewati, ia pun datang lagi kepada pak Kiayi.
“Sampean kurusan sekarang”, ujar Pak Kiayi sambil tersenyum ramah.
“betul, saya kurus karena memikirkan perkataan Pak Kiayi tempo hari” jawab si pria tanpa ekspresi. “Pak Kiayi bilang umur saya tidak sampai satu bulan lagi” tambah si pria “tapi lihat! saya masih hidup” lanjut si pria sedikit meninggi suaranya.
“Maaf” kata Pak Kiayi masih tetap dengan senyum yang ramahnya, “benar, satu bulan yang lalu, saya bilang, usia sampean tidak akan sampai satu bulan” lanjutnya, “sekarang sampaean masih hidup, berat badan sampean sudah turun, sampean tidak gemuk lagi seperti dulu, betul kan?”
“Ya, benar” jawab si pria mulai tersenyum sambil melihat badannya yang sudah kurus.
“Saya berkata seperti itu karena sampean ingin menurunkan berat badan, sampean ingin kurus, sementara saya tidak tahu obat yang mujarab untuk menurunkan berat badan” kata Pak Kiayi santun. “saya bilang usia sampean tinggal 30 hari lagi, bukan karena usia sampean benar-benar tinggal 30 hari lagi, meskipun yang paling dekat dengan kita adalah kematian, saya atau siapapun tidak akan pernah tahu kapan kematian akan menjemput, semua tidak bisa mendahului takdir Allah SWT”, Pak Kiayi menjelaskan panjang labar
“Saya katakan itu, supaya sampean mengingat akan mati, supaya kita bisa mempersiapkan kematian, dan dengan mengingat mati, inilah hasilnya, sampean menjadi kurus sekarang” sambil tersenyum Pak Kiayi menatap si Pria.
wassalam