Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Tip Menulis: 10 Kesalahan umum penulis pemula

24 Februari 2013   22:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:45 1317 6
Oleh Isa Alamsyah

Kesalahan Penulis 1 Serangan Kata Sama

Dalam setiap workshop Kepenulisan Komunitas Bisa dan Asma Nadia kita selalu menekankan kesalahan penulis yang nyaris terjadi hampir pada semua penulis pemula, yaitu serangan kata yang sama.

Paling banyak serangan kata aku.

Misalnya:

Ketika Aku pulang ke rumahku, aku buka pintu rumahku dan kulihat adikku sedang tidur. (ada 5 ku)

Ini terlalu banyak aku buka atau serangan "ku"

Sebaiknya dihilangkan 'ku' nya

Ketika pulang ke rumah, ku buka pintu dan kulihat adik sedang tidur.

Jadi kalau membaca ulang tulisan kita coba lihat kata mana yang paling banyak di ulang.

Pada buku motivasi paling banyak kata Anda di ulang atau "serangan Anda"

Kesalahan Penulis 2 Miskin variasi kata

Salah satu yang membuat sebuah tulisan membosankan adalah karena penulisnya miskin dalam memilih kata, sehingga terlalu banyak kata diulang padahal bisa ditulis dengan kata lain yang serupa.

Misalnya

Hari ini ibu pergi ke pasar, lalu pergi rumah sakit menjenguk bibi yang sakit, lalu ke kantor menemui ayah, lalu ke sekolah menjemput anak-anak.

Itu akan lebih baik jika:

Hari ini ibu pergi ke pasar, kemudian pergi rumah sakit menjenguk bibi yang sakit, setelah itu ke kantor menemui ayah, dan selanjutnya ke sekolah menjemput anak-anak.

Contoh lain:

Rita benci sekolah, setiap hari ia berusaha untuk menghindari sekolah, ia bahkan sering pura-pura sakit supaya tidak pergi ke sekolah.

Bisa dibuat varisasi:

Rita benci sekolah, setiap hari ia berusaha untuk menghindari sekolah,  gadis kecil itu bahkan sering pura-pura sakit supaya tidak pergi ke sekolah.

Kesalahan Penulis 3 Kalimat tidak efektif

Kalimat tidak efektif membuat sebuah tulisan menjadi membosankan, membuang waktu pembaca, membuat kesan penulis suka bertele-tele.Kita mengulang kata yang sudah ada, memberitahu sesuatu yang sudah diberitahu, memberi info yang sudah disampaikan sebelumnya.Buatlah kalimat yang efektif, sehingga tulisan tidak terkesan sengaja dipanjang-panjangkan.

Contoh:

Ketika saya masuk ke dalam rumah saya, lalu melihat dengan mata saya, istri saya berselingkuh.

Tidak efektif karena:

Masuk ya ke dalam mau kemana lagi, jadi hilangkan saja ke dalam.

Melihat ya dengan mata dengan apa lagi, jadi hilangkan salah satunya.

Istri saya, ya sudah jelas konteksnya di rumah tentu saja maksudnya istri saya masa istri orang lain.

Nah semua ketidakefektifan itu bisa dibuang menjadi, misalnya:

Ketika masuk ke rumah, saya melihat istri berselingkuh.

Atau boleh agak panjang buat penekanan:

Ketika masuk kerumah, dengan mata kepala sendiri, ku lihat istriku berselingkuh.

Terkesan tidak efektif tapi masih disengaja untuk menumbuhkan penekanan (tapi tetap masuk ke dalam, dibuang).

Contoh kalimat tidak efektif lainnya:

Aku berjalan dengan kakiku.....(Mau puitis? Tapi berjalan kalau bukan dengan kaki pakai apa?).

Saya membeli banyak baju-baju (Banyak itu sudah jamak, ya pilih mau beli banyak baju atau beli baju-baju).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun