DNS Nawala, Perangkat Perlindungan Internet Buatan Anak Negeri

Hari ini saya merasa senang sekaligus sedih, senang karena Kompas akhirnya membahas mengenai perlunya cara aman berinternet untuk anak anak kita.  Namun, melihat perangkat pengaman yang diusulkan oleh kompas, saya bersedih.  Sedih karena yang terpampang adalah perangkat buatan luar negeri semua. Padahal selama berbulan-bulan kami telah melakukan sosialisasi mengenai DNS Nawala dan beritanya juga dimuat di Kompas.   Rasanya sosialisasi yang kami lakukan terasa mentah jika koran terbesar di Indonesia ternyata lebih memilih menampilkan produk luar. DNS Nawala sebagai perangkat perlindungan dari konten negatif internet sudah melayani pengguna internet Indonesia dengan tingkat permintaan mencapai 70ribu query/menit atau setara dengan 100,8 juta query/hari.  Sebuah angka yang tidak sedikit untuk sebuah sistem yang baru berjalan resmi selama 3 bulan.   DNS Nawala sendiri diresmikan tanggal 17 November 2008 oleh Menkominfo dan saat ini di mirror di dua tempat agar terjaga kualitas pelayanannya dan Tim DNS Nawala berencana untuk terus menambah lokasi mirror.  layanan DNS Nawala sepenuhnya gratis dan cara penggunaannya sederhana tidak memerlukan instalasi sebagaimana halnya perangkat lainnya. Pertanyaannya tentu adalah: jika gratis, dari mana Tim DNS Nawala membiayai operasionalnya?  Disinilah tantangan terbesar dari sebuah layanan gratis dan Tim DNS Nawala saat ini sepenuhnya beroperasi dari donasi.   Pada awalnya banyak yang meragukan sistem donasi ini, namun kami yakin sepenuhnya jika hasilnya berdaya guna maka akan banyak yang tertarik memberikan donasi agar layanan DNS Nawala dapat berjalan terus. Mudah-mudahan Kompas bisa tergerak hatinya agar DNS Nawala yang digerakkan oleh komunitas internet Indonesia bisa disosialisasikan lebih jauh dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna internet Indonesia.