Menetaskan tangis dan tawa
Kadang tersungkur, kadang terbang melayang
Mengelilingi samudera yang tak ganas ombaknya
Kepedihan menerpa, melilit rasa hati yang rapuh
Ujung jalan itu masih jauh
Tapi mengapa suara itu membangunkan tidur lelap
Melentingkan mimpi yang belum usai
Detak jantung semakin bergemuruh
Mengirimkan jeritan bisu, sekarat
Keluh kesah dan sayu angan saat itu
Membidikkan mata pada pancuran air yang keruh
Kini jalan itu mulus bak pipi bidadari
Tak satupun bongkah penderitaan membusung
Namun penuh liku, menggoda dan penipu
Karena derita itu sebenarnya ada dibalik bedak yang membeku
Jadi cerita itu hanya sebuah kebohongan
Datang dibawa angin yang enggan berhembus
Terselip dalam mimpi yang tak berujung
Jangan lalai, teruslah berjalan
Bengkel Puisi, Bengkalis 24 Agusutus 2011