Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

“Jalan-Jalanya Mimpi”

18 September 2011   03:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:52 70 0
Dulu jalan itu yang mengantarkan mimpi

Menetaskan tangis dan tawa

Kadang tersungkur, kadang terbang melayang

Mengelilingi samudera yang tak ganas ombaknya

Kepedihan menerpa, melilit rasa hati yang rapuh

Ujung jalan itu masih jauh

Tapi mengapa suara itu membangunkan tidur lelap

Melentingkan mimpi yang belum usai

Detak jantung semakin bergemuruh

Mengirimkan jeritan bisu, sekarat

Keluh kesah dan sayu angan saat itu

Membidikkan mata pada pancuran air yang keruh

Kini jalan itu mulus bak pipi bidadari

Tak satupun bongkah penderitaan membusung

Namun penuh liku, menggoda dan penipu

Karena derita itu sebenarnya ada dibalik bedak yang membeku

Jadi cerita itu hanya sebuah kebohongan

Datang dibawa angin yang enggan berhembus

Terselip dalam mimpi yang tak berujung

Jangan lalai, teruslah berjalan

Bengkel Puisi, Bengkalis 24 Agusutus 2011

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun