Di sebuah bank BUMN yang kebetulan saya ketahui, ternyata dalam merekrut kader pimpinan di masa datang, tidak membatasi dari mereka yang berlatangbelakang fakultas ekonomi. S1 antropologi atau sastra pun, yang secara chemistry jauh dari bank, tetap diterima, sepanjang dari seleksi terdeteksi ia punya antusiasme tinggi untuk mempelajari dan mengimlementasikan hal-hal baru. Antusiasme atau hasrat berprestasi adalah salah satu karakter yang diperlukan, di samping kemampuan berfikir analitis, konseptual dan strategis, terlepas dari apapun S1 nya. Tentu saja integritas adalah hal yang tidak dapat ditawar-tawar. Masih ada karakter lain seperti kemampuan komunikasi, mempengaruhi orang lain dalam mencari pelanggan, dan sebagainya.
Contoh yang aktual adalah Dahlan Iskan, seorang yang pendidikan S1nya di IAIN. Tapi karakter pekerja keras dan kemauan belajar yang tinggi membawa beliau sukses sebagai "raja koran". Kemudian, beliau juga sukses menakhodai PLN, sebelum ditunjuk menjadi menteri BUMN. Ketika beliau diserahi tugas oleh grup Majalah Tempo untuk menjadi pemimpin redaksi Jawa Pos yang waktu itu "hidup segan mati tak mau", beliau berinovasi dengan jurnalisme investigatif yang belakangan jadi trend bagi banyak media. Jadi, kreatifitas dan inovasi jangan terbelenggu oleh latar belakang pendidikan.
Sebagai catatan akhir, sepanjang seseorang telah di assess secara benar, dalam arti bisa mendeteksi karakter inti atau kompetensinya, Insya Allah akan menuai kesuksesan. Hal-hal teknis tentu juga harus dipelajari, tapi ini tidak butuh waktu yang relatif lama.