Tayangan televisi membantu kita untuk mengetahui, bahwa imlek dirayakan secara luas. Di Chile sebagai misal, imlek tak kalah meriah dibandingkan dengan di tempat lain. Warga keturunan China di sana dengan gembira mengungkapkan perasaan senangnya dengan bahasa setempat yang diucapkan secara fasih. Saya sangat terkesan, di satu sisi nilai-nilai luhur yang dianutnya tidak luntur, dan secara bersamaan nilai-nilai lokal tempat mereka berdiam juga dipahaminya.
Saya jadi teringat banyak teman saya, yang sekarang menjadi warga Jakarta, yang sangat fasih dan bangga dengan daerah asalnya. China Padang sebagai misal, juga merasa mewarisi nilai-nilai budaya Minang, tanpa merasa kehilangan nilai-nilai yang ditanamkan nenek moyangnya. Demikian juga tentunya dengan China Medan, China Surabaya, kalau diamati pasti gampang terlihat ada budaya Medan atau Surabaya di diri mereka.
Apalagi saat ini, situasi reformasi di negara kita telah memunculkan banyak politisi keturunan China, yang punya nasionalisme yang tinggi. Presenter kenamaan, Daniel Mananta bilang; "Damn, I Love Indonesia".