Ya, timnas U-19 versi 2015 bukan lagi berisikan Evan Dimas dan kawan-kawan yang sekarang sudah naik status menjadi pemain timnas U-22 atau U-23. Indra Sjafri pun sudah berganti Fachry Husaini. Masih segar dalam ingatan kita bagaimana hingar bingarnya tur nusantara pasukan Indra Sjafri tersebut tahun lalu. Penonton yang melimpah, dan liputan media massa yang meriah. Sekarang suasananya bertolakbelakang. Publik tak lagi mengenal siapa-siapa yang menjadi pemain bintang timnas U-19.
Tentu ada positifnya situasi adem ayem seperti sekarang. Pelatih Fakhri dan semua pemain bisa berkonsentrasi meningkatkan kemampuan individu dan membangun kerjasama tim. Namun bisa jadi juga ada negatifnya, yakni kebanggaan pemain jadi merosot. Pemain juga dikhawatirkan cepat jenuh karena tidak ada unsur penggembira dari kehadiran supporter. Bahkan bisa jadi, pemain akan demam panggung begitu tampil dalam pertandingan resmi yang dipenuhi supporter.
Syukurlah SCTV mau menayangkan pertandingan timnas usia remaja (U-19 dan U-16). Bagaimanapun publikasi tetap perlu, meski tidak harus seheboh tahun lalu yang malah jadi beban tersendiri bagi pemain. Bahkan harapan publik yang melambung tinggi berubah menjadi kekecewaan ketika hasil yang diraih jauh dari target. Jadi, mari kita realistis. Tonton dan liput pertandingan timnas U-19 secara wajar.