Iseng-iseng coba anda amati nama-nama RM Padang. Menurut saya mereka lumayan kreatif. Paling tidak, nama-nama tersebut bisa dibagi atas beberapa kelompok. Pertama, berkaitan dengan orang, bisa nama pemilik, atau nama sebutan untuk anggota keluarga. Contoh untuk kelompok ini sangat banyak, bahkan mungkin mayoritas. Bundo Kanduang, Famili, Pak Datuk, Ajo Ramon, One (jangan dibaca seperti membaca angka satu dalam bahasa Inggris, one adalah sebutan bagi perempuan yang lebih tua), Uda Denai, Uni Denai, dan sebagainya. Banyak yang becanda kok makan di RM Uda Denai (artinya "Abang Saya"), tetap bayar. Ya iyalah, kalo gak si uda bisa bangkrut.
Kedua, terkait dengan tempat. Bisa tempat RM tersebut berada, bisa juga tempat asal pemilik RM. Contohnya adalah RM Simpang Raya, Simpang Ampek, Andesta (Anak Desa Talago), Padang Jaya, Kubang, Situjuah, Tapi Lauik (Tepi Laut, maksudnya pinggir pantai), Densiko (maksudnya Aden di siko atau saya di sini). RM Pauh (nama tempat di kota Pariaman) adalah RM yang paling terkenal dengan gulai kepala ikannya. RM Roda sangat terkenal di Jakarta era 70 dan 80-an, karena memang tempat jualannya pertama kali dari gerobak roda 2, dan akhirnya berjaya menjadi RM elit di era-nya.
Ketiga, terkait dengan waktu. Contohnya RM Pagi Sore, Siang Malam, Laruik Sanjo (larut senja), dan sebagainya. Dulu, ada RM Semalam Suntuk yang sangat terkenal di kota Padang, dengan khas porsi nasinya yang kecil, sehingga sering orang pesan nasi sekaligus dengan nasi tambuah (tambah) 3 porsi. RM Surya atau Terang Bulan bisa juga terkait dengan waktu. Kalau anda lewat jalur darat di jalan Trans Sumatera, di daerah Lampung ada RM Begadang 1, Begadang 2, dan Begadang 3. Rasa-rasanya bisa juga berkaitan dengan waktu (agak maksain sih).
Keempat, terkait dengan filosofi orang Minang yang selalu bermusyawarah untuk mufakat. Cukup banyak RM yang diberi nama Saiyo, Sakato, Sepakat, ACC, yang semuanya menggambarkan musyawarah. Kelima, nama flora dan fauna, seperti RM Beringin, Garuda, Gumarang (nama kuda dalam cerita klasik Minang), Satangkai Baniah (setangkai benih), Talang Serumpun, dan sebagainya. Keenam, terkait bahan atau jenis masakan, seperti RM Asam Padeh (asam pedas) dan RM Sambalado.
Berikutnya, yang menggambarkan suasana atau situasi atau perasaan, seperti RM Goyang Lidah, Dilamun Ombak, Angin Berembus, Sabana Sero, Sabana Lamak (artinya sungguh enak). RM Sederhana yang sekarang amat populer karena ada di mana-mana, dulunya dimulai dari tempat yang memang sederhana, kios kecil di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta, di tahun 80-an. Namun, saat ini meski bernama Sederhana, sebetulnya suasananya tergolong elit dibanding kebanyakan RM Padang lain. RM Padang juga banyak yang memakai nama Ampera. Konon ini terkait dengan istilah Presiden Sukarno tentang "Amanat Penderitaan Rakyat" di tahun 60-an awal. RM Padang yang melayani nasi rames (tidak dihidangkan), disebut sebagai RM Ampera. Hanya saja sekarang ada grup RM Sunda yang punya banyak cabang, dan relatif mahal, juga bernama Ampera. Sering orang awak kecele, mengira RM Ampera tersebut sebagai RM Padang.
Orang Padang bisa juga bermain plesetan. Dulu di kota Padang cukup ngetop RM Takana Juo (tekenang juga, masuk kategori "perasaan" di atas). Lalu, ada saingannya yang membuat RM Takana Ajo (terkenang ajo/sebutan kakak laki-laki di Pariaman). "Juo" dan "ajo" tidak ada kaitan, hanya main plesetan. Pernah pula ada RM Tanpa Nama cukup ngetop, muncul saingannya RM Bernama. Anda punya contoh nama RM Padang yang lebih unik? Silakan dikomentari.