Saya berkesimpulan, dan boleh jadi setiap orang memiliki opini yang berbeda, bahwa orang indonesia ini memiliki tingkat moral hazard yang tinggi, dan akibatnya memiliki konsekuensi yang berat juga terhadap lingkungannya. Ketika saya berbicara orang indonesia, sebetulnya secara tidak langsung juga membicarakan diri sendiri, sehingga ini sebagai cerminan evaluasi diri juga supaya kita semua menjadi orang yang lebih baik.
Tingkat pelanggaran aturan di Indonesia sudah menjadi rahasia umum sudah lumrah terjadi, jangan jauh-jauh, kita bisa lihat bagaimana di jalan raya pelanggaran itu kerap terjadi, dan hampir setiap orang yang menyaksikannya membiarkan begitu saja, saking terbiasanya malah mungkin pelanggaran itu bukanlah suatu masalah yang harus diselesaikan. Ada orang berkendara tanpa memiliki SIM seperti pelajar-pelajar, ada yang merokok di ruang publik dan transportasi publik, hingga menjamurnya para PKL yang menguasai trotoar jalanan yang menjadi masalah umum di kota-kota besar di Indonesia.
Itu baru di jalan, kalau kita masuk kantor-kantor instansi pemerintah, ini lebih kompleks lagi pelanggarannya, korupsi di pemerintahan kita masih menduduki papan atas, berita-berita yang disajikan di media seakan tidak ada habis-habisnya membahas korupsi, dan itu bagi saya hanya fenomena gunung es, yang muncul di permukaan hanya puncaknya saja, aslinya itu jauh mengakar kebawah, ngeri luar biasa.
Tak terkecuali kantor-kantor perusahaan, baik swasta maupun BUMN, korupsi pun banyak terjadi, dan yang ini mungkin tidak terlalu muncul ke permukaan, hanya masing-masing perusahaan yang tahu, tapi ada juga yang terjerat karena terkait dengan pemerintahan, akhirnya tercuat ke media. Dan mohon maaf, tidak ada bisnis yang bisa berjalan tanpa berhubungan dengan pemerintahan, ketika pemerintahan korup, maka perusahaan pun akan ikut korup, ini sepaket.
Lebih miris lagi bagi saya, ternyata yang namanya Moral Hazard orang indonesia juga masuk ke lembaga-lembaga pendidikan, masuk ke sekolah-sekolah, kampus-kampus, disana juga ada korupsi, ada pelanggaran, bahkan instansi yang berlabel agama pun gak ketinggalan, dari puncak sampai akar rumput, sampai badan amil zakat di mesjid di lingkungan masyarakat pun saya menemukan suka terjadi perselisihan gara-gara ada pelanggaran, ada korupsi, dana bansos pun yang menjadi hak sosial, ada pejabat yang makan, naudzubillah
di tulisan ini memang saya lagi prihatin, kebayang tidak mudahnya menjadi seorang pemimpin, karena pemimpin itu harus bertanggungjawab atas semua itu, itu tanggung jawab yang besar, namun dibalik itu saya heran, kok pada mau ya pada jadi pemimpin, pada menginginkannya, sampai pada rebutan, injak sana injak sini, keluar biaya yang sangat besar, padahal tanggungjawabnya itu besar sekali, kalau tidak amanah, dosanya juga akan begitu besar. Kok pada mau ya..
#SedangPrihatin