Namun dalam pembunuhan tersebut terdapat 1 orang yang selamat, jadi awalnya 21 orang, dari 21 orang 20 orang tewas ditembak. 1 Orang ini kemudian mengambil anak dari sahabatnya yang ikut tewas bersamanya untuk disiapkan membalas dendam terhadap dalang dibalik pembunuhan tersebut.
Singkat cerita si anak sudah dewasa dan sudah siap melakukan balas dendam, sudah dibekali dengan kemampuan bela diri, militer, hingga pendidikan yang terbaik, mendapatkan gelar Profesor dan PHD dari MIT. Sebuah pribadi yang dibilang sempurna.
Namun kemudian, pemuda ini dengan kecerdasannya berpikir untuk tidak membalas dendam kematian ayahnya. Balas dendam disini dalam artian membalas dengan yang serupa, yaitu membalas dengan kematian yang serupa yang menimpa ayahnya. Pemuda ini memilih memaafkan, namun bukan berarti membiarkan begitu saja. Dia tetap berusaha untuk menyerahkan para pelaku ke pengadilan, biar hukum yang mengadili.
Pemuda itu berpikir jika dia melakukan balas dendam, maka kedepan dia pun akan bernasib sama, menjadi target balas dendam berikutnya, dan begitulah seterusnya, sehingga pikirnya hal tersebut harus dihentikan rantainya, supaya dia bisa hidup normal tanpa ada rasa ketakutan.
***
Melihat perkembangan hubungan Israel-Palestina saat ini yang kembali memburuk, dan kembali saling serang dengan membabi buta, jatuh lagi korban nyawa yang tak berdosa, saya sangat prihatin dan miris. Pemicunya berawal dari penculikan dan pembunuhan 3 orang remaja Israel yang dituduhkan kepada HAMAS, kemudian Israel membalasnya dengan membunuh 1 orang pemuda Palestina, setelah itu kemudian dibalas lagi dengan serangan roket, roket dibalas dengan serangan udara, begitu seterusnya saling membalas... prihatin
Padahal tidak lama sebelum kejadian itu kedua belah pihak pernah didamaikan oleh seorang Paus di Vatikan, saling berdoa untuk kedamaian kedua belah pihak, dengan kejadian itu hapuslah sudah usaha itu sia-sia.
Andaikan saja kedua belah pihak bisa menahan diri, kalau memaafkan mungkin bisa jadi tidak realistis. Menahan diri saja untuk tidak melampiaskan nafsunya dulu. Mungkin kejadian tersebut tidak terjadi.