Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Keranjang Sampah Pesanan Negeri

17 Februari 2014   00:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 25 0
Ini negeri bersih dan makmur

batu dan tongkat tumbuh subur, rakyatnya pun makmur

ngteh pagi hari ngeubi sorenya di alun-alun rumah

nan bersih dan teduh, DULU.

KINI, negeri ini sudah kotor dan merongsok

batu membara tiang-tiang kayu mengelinding

membakar dan merubuhkan rumah-rumah

merontokkan daun teh dan pohon ubi-ubi,

air pun tak lagi teman pemuas dahaga

rakyatnya durhaka lupa nasihat negerinya:

di kantor korupsi, di diskotik ngeganja, bahkan di rumah

tertawa merencanakan perceraian.

Kemarin, tadi pagi, dan besok dini hari pun

negeri tidak jemu-jemunya memesan

keranjang sampah yang besar dan luas

untuk tempat sampah-sampah membusuk menusuk ulu hati:

pembuang sampah yang menyumbat saluran-saluaran air kecil,

para koruptor yang menyumbat saluran-saluran kehidupan,

para durhakawan yang sudah melupakan nasihat-nasihat negeri.

"Anakku, begitu besar dan luasnya

keranjang sampah yang harus kau siapkan untukku

untuk mengubur sampah-sampah yang ada di sekitarku itu".

Jakarta, 16 Februairi 2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun