Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerita Pemilih Pilihan

Calon Presiden, Bikin Heboh Generasi Muda! Siapa yang Menangkan Hati Pemilih Gen Z dan Milenial?

28 Desember 2023   16:58 Diperbarui: 28 Desember 2023   17:01 156 4
Pemilu 2024 di Indonesia sisa 48 hari akan berlangsung pada 14 Februari 2024 mendatang.

Sejak 28 November 2023 yang lalu, masa kampanye telah berlangsung dan berakhir hingga tanggal 10 Februari 2024 atau 3 hari sebelum Pencoblosan.

Saat ini generasi muda yang merupakan pemilih potensial terbesar, kian mencuri perhatian dan menjadi rebutan para calon presiden seperti Anies Rasyid Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Merujuk pada Daftar Pemilih Tetap Nasional, tercatat mencapai 204.807.222 jiwa, sekitar 106.358.447 jiwa di antaranya adalah pemilih muda, menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Namun, fakta menarik lain dari Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) menunjukkan bahwa penentu masa depan Indonesia tergantung pada pilihan generasi milenial, yang menyumbang 33% suara.

Dilansir dari CNBC, Generasi milenial, yang lahir pada periode 1981-1996, menjadi pihak yang sangat diincar oleh calon presiden (bacapres) seperti Anies Rasyid Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.

Tak heran, kalau generasi Milenial ini menjadi rebutan. Sebagai kelompok usia produktif, generasi ini memiliki potensi besar yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, generasi Z (1997-2012), yang identik dengan kebaruan dan keterbukaan terhadap isu global, juga memiliki peran penting dalam menentukan arah Indonesia.

Menurut data Lemhanas RI, generasi Z dan milenial bersama-sama menyumbang lebih dari setengah, yaitu 56%, dari total suara pemilih.

Sehingga, tahun politik menjelang pemilu 2024, para politikus dan calon pemimpin harus memahami karakteristik dan kecenderungan generasi ini untuk dapat menggaet dukungan mereka.

Generasi Z, dengan rentang usia 17-26 tahun, menjadi pemilih terbesar ketiga dengan peran penting dalam pemilihan.

Mereka dikenal dengan kecenderungan terbuka terhadap isu-isu global dan memiliki potensi besar untuk memajukan negara melalui partisipasi aktif dalam proses demokrasi.

Namun, perlu diakui bahwa generasi Z juga dihadapkan pada beberapa kelemahan, seperti individualisme, kurang fokus, ketidak sabaran, dan emosi yang labil.

Oleh karena itu, para calon pemimpin harus dapat menyampaikan pesan mereka dengan cara yang sesuai dengan nilai dan kebutuhan generasi ini.

Pentingnya media sosial dalam Pemilu 2024 menjadi semakin nyata, terutama mengingat generasi Z dan milenial memiliki tingkat penggunaan internet yang tinggi, seperti yang dicatat oleh survei Status Literasi Digital Indonesia pada 2022.

Fenomena ini menimbulkan perkiraan bahwa Facebook, WhatsApp, dan Twitter akan menjadi media utama penyebaran informasi terkait Pemilu.

Tetapi, layaknya pedang bermata dua, peran media sosial juga membawa risiko disrupsi informasi.

Data Mafindo yang dikutip dari Lemhannas RI menunjukkan bahwa Facebook, WhatsApp, dan Twitter dapat menjadi sumber penyebaran misinformasi, disinformasi, dan malinformasi.

Perlu adanya kesadaran dan kewaspadaan dari generasi Z dan milenial terhadap risiko ini. Mereka memiliki peran kunci dalam menyeleksi informasi, memastikan kebenaran, dan menentang penyebaran informasi yang tidak benar. Ini menjadi penting mengingat momen paling rawan terjadinya disinformasi adalah sebelum kampanye, seperti yang terjadi pada 2018.

Generasi Z dan milenial juga harus memahami tanggung jawab mereka dalam memilih pemimpin yang akan membawa negara ke arah yang lebih baik.

Meskipun terdapat kecenderungan golput, baik karena ketidakyakinan suara mereka didengar atau karena kesulitan mencari informasi valid, generasi ini memiliki potensi untuk membentuk demokrasi melalui hak suara mereka.

Pemanfaatan teknologi sebagai alat untuk mencari informasi yang valid dan terpercaya menjadi kunci dalam mengatasi kebingungan generasi Z dan milenial terkait calon presiden mendatang. Dengan open-minded dan kritis, mereka dapat berperan aktif dalam menciptakan perubahan positif.

Untuk menghadapi Pemilu 2024, generasi Z dan milenial dapat menjadikan hak suara mereka sebagai alat untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan.

Tak terhindar kan tantangan dan risiko pasti ada, kesadaran akan pentingnya peran mereka dalam membangun negara ke depan harus menjadi motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi.

Terakhir, Pemilu 2024 bukan hanya menjadi ajang perebutan kekuasaan politik, tetapi juga ujian bagi generasi Z dan milenial untuk membuktikan bahwa mereka mampu menjadi agen perubahan positif dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.

Dengan keterbukaan, kritis, dan tanggung jawab, generasi ini dapat memberikan kontribusi besar dalam menentukan arah dan tujuan negara ke depannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun