Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Sinyal Runtuhnya Citayem Fashion Week

28 Juli 2022   06:33 Diperbarui: 28 Juli 2022   20:48 2993 21
Jujur, ketika pertama kali mendengar Citayem Fashion Week, ada rasa bangga bercampur haru yang ada dibenak saya. Bagaimana tidak, sekelompok anak muda yang kebanyakan berasal dari kelas menengah ke bawah, mampu menciptakan sebuah even yang menggetarkan netizen Indonesia bahkan mungkin dunia.

Mereka adalah anak muda generasi Z yang mampu membalikan pandangan dunia fashion yang terkenal mewah dan elitis itu. Oleh mereka, fashion show kini menjadi sebuah ajang yang murah meriah dan terbuka bagi semua kalangan. Ini memang benar-benar unik dan anti mainstream.

Lahirnya Citayam Fashion Week ini membuktikan bahwa masyarakat kelas menengah ke bawah mampu menciptakan brand fashion yang selama ini hanya lekat dengan dengan gaya busana orang-orang berduit, pejabat, dan selebritis.

Penampilan mereka yang nyentrik dan apa adanya ternyata lebih diterima oleh masyarakat. Para model yang lenggak lenggok berjalan di atas jalan zebracross itu, terasa lebih dekat mewakili tampilan busana masyarakat umumnya. Mereka tampil apa adanya di tengah glamournya trend fashion orang kaya zaman now.

Seiring berjalannya waktu, fashion jalanan yang dipelopori anak-anak muda dari Citayam hingga Bojonggede ini pun viral di media sosial.  Citayam Fashion Week pun melahirkan sejumlah "nama besar" yang viral di TikTok, di antaranya Jeje Slebew, Roy, Bonge, hingga Kurma.

Lantas apa kekuatan Citayam Fashion Week sehingga memiliki daya tarik yang menggetarkan dunia fashion?

Sadar atau tidak, Citayam Fashion Week adalah ekspresi kejujuran anak muda kelas menengah bawah untuk mengakui kekurangan dan keterbatasan mereka. Meski serba terbatas, mereka tak malu tampil dengan busana apa adanya di depan khalayak ramai.

Bagi mereka, kekurangan tidak perlu diratapi tetapi harus dirayakan. Ini adalah pilihan sikap yang paling sesuai di tengah maraknya pamer kemewahan yang ditunjukkan para pesohor medsos dan influencer. Jadi dari pada bersaing untuk kalah, mending merayakan keterbatasan dengan suasana hati yang bahagia. Kalau orang kaya bisa bahagia dalam kemewahan mereka, mengapa kita tidak bisa bahagia dalam keterbatasan?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun