Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Rumah

22 Juni 2013   11:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:36 71 0
Hujan baru saja diseruput musim

Kita tak perlu lagi takut,

kalau jejak ini membekas pada pori-porimu

Aku sudah tak mempermasalahkan itu

Biarlah

Waktu bakal menyembur dengan tapal-Nya

Sekarang,

biar aku pergi saja kerumah

Aku jauh dari meja

tempat meneduhkan gramatika

Cepat!

Rasanya rahimku kembali ingin menetaskan alomorf!

Musim panas

kau datang dan pergi

lalu kembali pergi kah?

Rasa-rasanya kalau begini aku ingin  pulang

Lampu-lampu  mulai tak jelas,

bakal jadi penerang jalan atau jadi penggelap harta

Juli,

kau akhirnya akan datang juga

Kita sudah dikepung oleh segala

Sejuta orang kurang lebih

(mungkin lebih)

Demikian kita merasa seorang diri

Aku luput dibalik ranting

Kau berkamuflase dikalender dinding

Padamu,

yang memelihara surat yang aku tulis ke kamu

Masing-masing kurangkai satu dua baris

Yang ketiga buat aku denganNya saja

Sebelumnya kutulis untuk mereka

Tapi terasa tak akan cukup

Kata-kata ku adalah dingin dan datar

Mereka berhak untuk lebih dari bahwa atau atas

Sekarang kita rebahkan kelu kita

Ada pesawat lain

Tempat cerah lain

Itu tempat keberuntunganku

(nampaknya)

Rumahku…

Ya, rumahku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun