Beberapa hari yang lalu saya menerima pesan
WhatsApp dari seorang teman di kampus dulu yang isinya bikin geli sekaligus dongkol. " Bro, gw lagi jatuh cinta sama istri orang. Doi temen kerja gw di kantor." Kira-kira begitu isi chat WA-nya, yang sebetulnya panjang dan terkesan lebih ke hawa nafsu serta cabul daripada soal jatuh cinta untuk kesekian kalinya karena proses alamiah. Alamiah? Katanya begitu. Tapi saya tak pernah yakin bahwa jatuh cinta itu tak pernah lepas dari nafsu, apalagi jika sudah bicara fisik yang memikat.
KEMBALI KE ARTIKEL