Nampaknya, minat masyarakat untuk jadi "PEMBOKAT" di negeri dengen masih lumayan, walaupun sebenarnya mereka tahu resiko yang akan dihadapinya nanti. Keputusan beresiko itu mereka ambil semata-mata hanya untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga. Sebuah pertanyaan yang patut kita renungkan. Apa negara kita yang notabene negara yang kaya akan SDA tidak mampu memberikan ruang untuk memenuhi kebutuhan masayarakatnya? Ada apa dengan ekonomi kita? Lalu selama ini kerja Menko apa aja?
Seharusnya Menko harus lebih peka terhadap kasus-kasus yang ditimbulkan oleh masalah ekonomi, terutama hal yang mikro. Selama ini Menko hanya mengukur perekonomian dari sudut pandang makro tanpa menganalisis hal yang lebih spesifik dan vital, serta kebijakan-kebijakan ekonomi harus lebih pro-rakyat dan bukan pro-konglomerat.
maka, pantaslah para tokoh lintas agama menyebutkan bahwa pemerintah telah BERBOHONG.
Kini, akibat kebengisan ekonomi dalam negeri yang semakin terpuruk saudara-saudara kita banyak yang jadi gelandangan di negeri orang, khususnya Arab Saudi. Memaksimalkan SDM atas SDA yang ada di dalam negeri merupakan PR besar bagi pemerintah,agar dapat meredam angka ketergantungan TKI kita di negeri orang.