Ironisnya kesuksesan tersebut ternyata tidak didukung sekolah. Guru pembimbing Tri Arfayanti, S.Pd mengaku selama dua bulan anak-anak melakukan riset di lapangan saat pulang sekolah dan ketika hari libur, didanai sepenuhnya dari kantong pribadinya dan urunan sesama siswa. Bahkan sebelum memenangkan even NICC, mereka berhasil memenangkan dua even karya tulis ilmiah lokal (Universitas Palangka Raya dan IAIN Palangka Raya) kedua-duanya sebagai juara pertama, dan -- sekali lagi -- dinanai dari masing-masing kocek guru pembimbing dan siswa peserta tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL