Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Dihina? Don't Stop!

16 Maret 2014   23:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:52 24 0
Saat Jokowi dicalonkan jadi Gubernur DKI Jakarta, Ruhut bilang: "Baru pimpin kota Solo mau pimpin DKI yang begini besar, apa bisa?"

Saat Jokowi kampanye calon Gubernur, Ruhut bilang: "Jokowi nggak mungkin menang lah"

Saat Jokowi jadi Gubernur dan blusukan, Ruhut bilang: "Jadi Gubernur kok jalan-jalan terus?"

Dan seterusnya, sampai yang terakhir, saat Jokowi dijadikan calon Presiden RI, Ruhut bilang: "Bisanya cuma kumur-kumur kok mau jadi capres?"
Jokowi pun menjawab: "Dihina dan dicemooh sudah biasa... Kerja menghasilkan sesuatu, omongan hanya menghasilkan alasan"
-----

Pernahkah Anda dihina orang? Bagaimana tanggapan Anda? Emosi? Marah? Dendam?
Seandainya ada teman yang menawarkan kue pada Anda, dan Anda tolak. Milik siapakah kue itu? Tetap milik teman Anda kan. Demikian juga setiap hinaan dan cemoohan, bila kita menolaknya, maka hinaan dan cemoohan tadi tetap menjadi pemiliknya!

Tiga tahun lalu, aku merekrut seorang Sales yang mantan penjual tahu. Sales ini pun pernah dihina oleh kompetitor kami: "Buat apa lu kerja di Terania, gaji keciiillllll, lebih baik kembali jual tahu sa".

Kami pun tidak pernah kecil hati dengan hinaan seperti itu. Tetap bekerja sama dan kerja keras mengembangkan usaha kami. Saat ini penjualan kami telah berlipat dibandingkan tahun-tahun lalu, dan kompetitor yang menghina kami telah lama bangkrut dan tutup di umur kurang dari satu tahun.

Tepatlah kata Jokowi: "Kerja menghasilkan sesuatu, omongan hanya menghasilkan alasan". Jadi bagaimana bila kita dihina dan dicemooh orang? Don't Stop! Terus bekerja dan berkarya!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun