Idahnya jika selalu menjalin silaturahim, dengan silaturahim manfaat dapat kita peroleh. Silaturahim menambah keluarga, yang tadinya tidak pernah menyapa jadi senang berturur sapa.
Cerita sedikit dari apa yang penulis dapatkan ketika mengikuti sebuah acara silaturahim seluruh Seluruh Tut Wuri di Kecamatan Ambal. Acara dilaksanakan di aula megah KPRI Setya Dharma yang berAC alami, angin asli.. Acara ini diikuti seluruh guru TK, SD dan MI PNS maupun Guru Wiyata Bhakti, para pengawas dan dari pihak kecamatan. Dari sekian banyak yang hadir sebagian besar adalah ibu-ibu yang cuantik-cantik dengan busana yang menawan tapi juga tidak semua.., laki-lakinya tidak ada setengahnya.
Tiba di acara inti, pak kiyai berdiri dimimbar dengan berkalung sorban, mukodimah kemudian beliau menyampaikan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang mau memaafkan orang lain lan beja-bejane manungsa kang tansah eliing marang pengeran (Allah SWT). Maka ketika kita salah mintalah maaf dan sebaliknya jika ada yang berbuat salah maka maafkanlah meraka..
Zaman dahulu sebelum Nabi Muhammad SAW lahir ke dunia (zaman Jahiliyah wanita tidak dihormati), setelah Nabi SAW ada di bumi wanita dijunjung dan adanya emansipasi wanita di berbagai bidang. Bahkan sekarang hampir dimana-dimana jumlah wanita lebih banyak.
Presiden Indonesia pernah Ibu ...
Mantan bupati Kebumen juga seorang Ibu
Yang melahirkan Ibu
Guru juga didominasi Ibu guru
Hari Ibu juga ada, belum ada hari bapak (bagi bapak-bapak tak usah ngiri....)
Kemudian pada jari tangan dan kaki kita juga ada yang namanya Ibu yaitu Ibu jari, tak ada sejarahnya bapak jari...ya bukan? Ibu jari atau yang disebut JEMPOL memiliki arti sebagai berikut:
J = Jujur yang berarti kita harus jujur pada siapa pun...,dimanapun kita berada.
E = eman (kasih sayang) jadi orang yang penuh kasih sayang
M = "mituhu/manut" (patuh) pada Allah Swt, Nabi SAW, pemerintah, dan suami bagi yang sudah punya suami, yang belum pada orang tua...
P = "prigel" berarti mampu bekerja, kreatif.
O = "olah-olah" seorang ibu atau calon ibu harus pintar masak, macak dan "manak" maaf memberi keturunan..., dan terakhir
L = lurus, ambillah jalan yang lurus, benar....
Maaf jika dalam menguraikan kurang benar pak kYai,?
Hikmah silaturahim digambarkan seperti kehidupan di kerajaan Tawon atau lebah.
1. Mari bangun persatuan seperti persatuaanya lebah, meskipun mereka dalam satu tempat dan masing-masing memiliki sengat namun mereka tidak pernah saling menyengat. Dimanapun kita berada janganlah menyakiti sesama...seperti lebah itu;
2. Ketika meninggalkan sebuah tempat tinggalkanlah kebaikan di tempat itu, buatlah kenangan yang baik bagi orang yang ada disekita kita. Seperti dicontohkan lebah yang apabila meninggalkan rumahnya dia meninggalkan madu, madu ini sangat bermanfaat bagi yang ditinggalkan. Kita yang mengambil madu tersebut dapat dijadikan obat, berguna bagi kesehatan kita.
3. Jadilah orang yang selalu mensyukuri apa yang ada pada diri kita. Untuk masalah dunia lihatlah ke "bawah" dan untuk akhiratmu lihatlah ke "atas" untuk lebih baik.
Begitulah Secuplik tulisan yang dapat penulis sampaikan berdasarkan penyampaian seorang Kyai yang berasal dari Kebumen juga..., maaf penulis lupa namanya...
"Tak Ada gading yang tak Retak" mohon maaf jika kurang tepat dalam menyampaikan....