Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Adat, Tradisi, dan Budaya Bangsa Seperti Apa yang Dimaksud?

8 September 2013   02:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:12 852 0

Ajang Miss World 2013 digelar pada 4—14 September di Nusa Dua, Bali, Indonesia. Para peserta sudah tiba sejak beberapa hari yang lalu di Bali. Indonesia tidak memberikan sambutan yang berlebihan saat kedatangan mereka. Wartawan menyambutnya, namun ternyata mereka tetap harus membayar uang tip untuk petugas barang di bandara. Akan tetapi, para peserta tetap terlihat antusias, tersenyum sebagaimana yang seharusnya dilakukan oleh semua “Miss” di dunia.

Miss World atau acara serupa lainnya mungkin memang bukan acara yang penting sampai kita semua harus terpaku di depan layar televisi untuk menyaksikannya. Mungkin tidak terasa sepenting menonton perhelatan akbar lainnya seperti World Cup, atau Indonesia Open, atau Olimpiade. Tapi, ya, acara ini tetap berjalan setiap tahun, di mana pun tempatnya. Tahun ini, Indonesia yang mendapat tugas menjadi tuan rumah ajang kecantikan ini.

Protes selalu muncul setiap tahun ketika Indonesia dikabarkan mengirimkan kandidatnya ke Miss World. Tidak jarang yang menolak Indonesia mengirimkan wakilnya ke ajang ini. Selalu ada protes. Tahun ini pun demikian. Protes menolak Miss World 2013 yang akan diselenggarakan di Indonesia dilakukan pada Kamis (5 September 2013) lalu di depan Gedung MNC Tower, Jalan Kebon Sirih, Jakarta. Seperti yang telah kita semua ketahui, Liliana Tanoesodibjo adalah istri dari Hary Tanusudibjo, CEO MNC Group. Liliana juga adalah pendiri Yayasan Miss Indonesia yang menjadi penyelenggara ajang Miss Indonesia sejak tahun 2005 yang diselenggarakan oleh MNC.

Protes datang dari berbagai kalangan yang mengatasnamakan Islam. FUI (Front Umat Islam), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), dan FPI adalah sebagian besar kumpulan yang melakukan aksi protes tersebut. Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Reni Marlinawati Amin, juga menyatakan penolakannya terhadap ajang kecantikan sedunia ini, seperti yang dikutip dari lensaindonesia.com berikut ini.

“’Jadi PPP tetap tegas menolak pelaksanaan Miss World. Karena hal tersebut, jelas bertentangan dengan adat dan budaya kita,’ tandas Reni saat ditemui di Media Center Bawaslu, Jakarta Pusat, Jum’at (30/08/2013).”

Pertanyaan yang muncul sekarang, apa yang bertentangan? Adat dan budaya “kita” yang bagaimana? Jika tidak sesuai dengan tradisi, tradisi yang bagaimana?

Tanggapan lain juga disampaikan oleh Sekjen Forum Pelajar Pemuda Islam Indonesia (FPPII) se-dunia, seperti yang dikutip dari medanbagus.com.

“Apabila dilaksanakan seperti format di Barat, maka Miss World tidak sesuai dan tidak pantas dilakukan di Indonesia. Karena itu, apabila Miss World mau dilaksanakan di Indonesia, maka konsepnya harus diubah dan disesuaikan dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, serta menghormati negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.”

Sekali lagi, pertanyaan saya sekarang adalah nilai-nilai luhur macam apa? Sebagai informasi tambahan, Miss World 2013 yang diselenggarakan di Indonesia tidak sama seperti yang diadakan di negara lain. Tidak ada sesi foto bikini. Lagipula, karena diadakan di Bali, jika ada foto bikini sekalipun, para peserta Miss World pasti tidak akan ada bedanya dengan para turis asing yang ada di Bali.

Masih mengenai penolakan terhadap ajang Miss World 2013 yang diadakan di Bali ini, salah satu ormas yang mengatasnamakan Islam, FPI, telah memberikan ultimatum kepada penyelenggara Miss World 2013.

“’Kami akan menduduki hotel itu lalu menangkap semua kecoa dan mencari sebanyak-banyaknya kotoran lalu kita lemparkan. Kalau perlu ‘jumrah’ sekalian,’ cetus salah satu ulama FPI” (lensaindonesia.com).

Hal tersebut masih berupa ancaman. Yang telah terjadi adalah para perempuan dari KAMMI melemparkan tomat ke Gedung MNC Tower setelah tidak bisa menemui Liliana Tanoesoedibjo. Sayang sekali, melempar tomat tidak pernah menyelesaikan masalah. Bukankah dalam Islam diajarkan untuk tidak mubazir terhadap makanan? Ketika di Indonesia masih banyak orang kelaparan setiap hari, membuang-buang tomat bukanlah hal yang mulia. Semoga mereka langsung membersihkan hasil huru-hara mereka itu.

Setelah melemparkan tomat ke Gedung MNC Tower, KAMMI melakukan aksi berjalan sampai ke Bundaran HI, setelah itu berfoto ria di sana. Mungkin, sayang sekali jika tidak berfoto karena sudah jauh-jauh datang ke Jakarta. Setelah berfoto, mungkin lebih seru lagi jika langsung diunggah ke Facebook, ya, supaya banyak yang berkomentar.

Dari sekian banyak protes, tidak sedikit pula yang mendukung acara ini tetap diselenggarakan sebagai media promosi pariwisata Indonesia dan media diplomasi antarnegara.

“Perhelatan Miss World yang digelar di Nusa Dua, Bali, menjadi ajang untuk lebih mengenalkan keragaman dan kekayaan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional. Ketua Yayasan Miss World Indonesia Liliana Tanoesoedibjo  mengatakan, perhelatan ratu sejagat yang dihadiri 130 negara itu sangat penting dalam mempromosikan Indonesia yang dikenal dengan budaya timur.” (okezone.com)

Dengan tetap mengadopsi budaya Indonesia, dukungan untuk Miss World 2013 datang dari Komisioner Perempuan Neng Dara Affiah, seperti yang dikutip dari okezone.com berikut ini.

“Menurutnya, perhelatan tahunan ini tidak hanya mempromosikan pariwisata dan budaya, namun bisa mewadahi kontestan dalam kecerdasan intelektual dan emosional, termasuk mengoptimalkan potensi perempuan.”

Ya, promosi pariwisata memang bisa saja sekalian dilakukan. Mumpung sedang banyak orang asing yang datang, bukan? Semoga bukan hanya promosi Bali, karena sepertinya Bali sudah dikenal oleh semua orang di seluruh dunia. Promosi budaya juga semoga memang benar-benar dilakukan karena selama ini ternyata yang dilakukan oleh para “Miss” sebelumnya tidak cukup berarti. Pada akhirnya, para “Miss” tersebut hanya menjadi duta ini dan itu.

Segala hal di dunia ini memiliki dua sisi: baik dan buruk. Tidak ada yang benar-benar tepat karena segala hal telah menjadi bias. Miss World mungkin memang acara yang menghambur-hamburkan uang, pamer tubuh dan kecantikan, dan sebagainya yang menjadi anggapan orang-orang selama ini. Tapi, menghadapi hal ini dengan kekerasan, apalagi membawa nama Islam, bukanlah suatu tindakan yang bijak.

Mayoritas pendudukIndonesia memang beragama Islam, tapi berapa banyak yang benar-benar Islam? Islam hanya kata yang tercantum dalam KTP. Jika memang sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam, seharusnya hal-hal anarkis seperti yang dilakukan ormas-ormas yang mengatasnamakan Islam itu tidak pernah terjadi. Mengapa? Karena Islam selalu mengajarkan kedamaian dan persaudaraan sesama umat manusia pada umumnya dan umat muslim pada khususnya. Bukan hanya Islam, saya yakin agama lain pun di Indonesia mengajarkan hal yang demikian.

Selama ini, banyak pihak mengatakan bahwa Miss World tidak sesuai dengan adat dan budaya bangsa Indonesia. Pertanyaan yang muncul kemudian dalam benak saya adalah adat dan budaya Indonesia yang bagaimana? Miss World dikhawatirkan menghilangkan nilai-nilai luhur bangsa. Nilai luhur yang seperti apa?

Di Papua, masih banyak orang pedalaman yang memegang teguh adatnya dan masih tidak berpakaian. Di Jawa, masih banyak orang mencari “ilmu” dengan mendatangi makam orang tertentu. Di seluruh Indonesia, korupsi masih merajalela dan mungkin masih banyak juga yang belum terkuak. Itukah adat yang dimaksud? Itukah budaya yang dimaksud? Itukah tradisi yang dimaksud?

Indonesia negara yang besar dari segi wilayah. Wilayah yang besar menghasilkan kebudayaan yang bermacam-macam. Kebudayaan yang bermacam-macam menghasilkan individu yang “bhineka tunggal ika”. Kita memang berbeda-beda, tetapi tetap satu. Bukankah Indonesia seperti itu? Indonesia bukan negara Islam, bukan pula negara Kristen, Katolik, Hindu, Budha, atau Kong Hu Cu. Indonesia adalah negara dengan pemeluk keenam agama atau kepercayaan itu di dalamnya. Pakaian adat Indonesia bukanlah baju gamis, kerudung panjang, dan peci. Setiap daerah memiliki pakaian adatnya masing-masing dan tidak ada yang berkerudung kecuali Betawi. Hal ini karena budaya Betawi adalah perpaduan antara budaya Arab, Portugis, dan Cina. Mengapa sekarang justru kita memungkiri kebudayaan sendiri? Kebudayaan Indonesia tidak terbentuk dari satu daerah, suku, ras, dan agama. Kebudayaan Indonesia terbentuk dari semua elemen yang ada dalam diri masyarakat Indonesia. Di Indonesia, bukan kebudayaan yang bercampur dengan agama, melainkan jusru agama yang bercampur dengan kebudayaan. Kebudayaan telah hidup sejak lama, bahkan sebelum nenek moyang kita mengenal agama. Agama Islam juga masuk ke Indonesia sambil menyesuaikan diri dengan kebudayaan masyarakat setempat.

Membicarakan adat, budaya, dan tradisi Indonesia bukanlah perkara mudah. Kita semua merasa telah mengenal kebudayaan Indonesia, tapi nyatanya tidak. Saya pun merasa belum cukup mumpuni membicarakan soal kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu, jika menyatakan suatu hal sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan adat, tradisi, budaya, dan nilai bangsa Indonesia, nyatakan juga dengan jelas: adat, tradisi, budaya, dan nilai yang seperti apa yang dimaksud? Jangan-jangan, Anda sendiri tidak tahu dan belum mengerti akan hal yang Anda utarakan.

Sumber

Rohmat, “Liliana: Miss World Bisa Promosikan Budaya Timur”, dikutip pada 7 September 2013 pukul 23.33 WIB, http://lifestyle.okezone.com/read/2013/09/07/195/862370/liliana-miss-world-bisa-promosikan-budaya-timur

“Bertentangan dengan Adat Budaya, PPP Tolak Pelaksanaan Miss Word di Bali, Soalnya Merusak Akhlak”, dikutip pada 8 September 2013 pukul 00.04 WIB, http://www.lensaindonesia.com/2013/08/31/ppp-tolak-pelaksanaan-miss-word-di-bali-soalnya-merusak-akhlak.html

“Konsep Miss World Harus Diubah Bila Digelar di Indonesia”, dikutip pada 8 September 2013 pukul 00.12 WIB, m.medanbagus.com/news.php?id=17567

“FPI Ancam Sebar Kecoa dalam Ajang Miss World 2013”, dikutip pada 8 September 2013 pukul 00.18 WIB, http://www.lensaindonesia.com/2013/09/04/fpi-ancam-sebar-kecoa-dalam-ajang-miss-world-2013.html

Renny Sundayani, “Miss World 2013 Bagus Adopsi Kultur Indonesia”, dikutip pada 8 September 2013 pukul 00.41 WIB, http://lifestyle.okezone.com/read/2013/09/06/195/861900/miss-world-2013-bagus-adopsi-kultur-indonesia

Sumber Gambar

Helmi Fithriansyah, “Demo Tolak Miss World di MNC Tower Ricuh”, diunduh pada 7 September 2013 pukul 23.47 WIB, http://news.liputan6.com/read/685617/demo-tolak-miss-world-di-mnc-tower-ricuh

Edward Panggabean, “Tolak Miss World, Massa Lempar Tomat ke Kantor Hary Tanoe”, diunduh pada 7 September 2013 pukul 23.53 WIB, http://news.liputan6.com/read/686362/tolak-miss-world-massa-lempar-tomat-ke-kantor-hary-tanoe/?related=pbr&channel=n

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun