Tiga kata ini belakangan kembali santer terdengar setelah sekian lama 'hibernasi'. Ketika pertama kali Transjakarta beroperasi di Jakarta tahun 2004, sebagai salah satu jawaban untuk mengatasi kemacetan, berbagai pro dan kontra muncul di sana-sini. Termasuk respon terhadap rencana sterilisasi jalur Transjakarta dari kendaraan pribadi dan kendaraan umum lainnya. Banyak masyarakat yang mengeluh bahwa sterilisasi hanya akan memperparah kemacetan karena itu berarti luas jalan raya yang bisa dilewati semakin sempit. Tindak tegas terhadap para penerobos jalur Transjakarta awalnya cukup ketat, namun lama kelamaan para penindak tampak kelihatan jenuh, hingga akhirnya para penerobos itu dibiarkan berseliweran dengan nyaman di jalur busway. Terutama ketika jalan dalam keadaan macet parah saat
rush hour (jam sibuk).
KEMBALI KE ARTIKEL