Saya mengenalkan acara nonton dibioskop pada anak sulung saya saat usianya masih satu setengah tahun. Awalnya deg-degan, apakah ia sudah cukup siap dibawa melihat layar lebar dengan audio yang menggelegar dan ruangan yang gelap selama hampir kurang dua jam lamanya. Saya sendiri lupa dengan judul film yang kami tonton pertama kali dengan si kaka karena terlalu fokus menyiapkan agar dia tidak rewel di dalam ruangan.
Ketika film dimulai dan lampu ruangan dimatikan, saya dan suami sibuk berbisik-bisik menceritakan film itu padanya. Kerewelan yang kami takutkan memang tidak terjadi, namun sebaliknya, melihat gambar-gambar yang begitu besar dengan suaranya yang juga keras malah membuat dia antusias hingga berteriak-teriak seru sambil berdiri dipangkuan. Perlu usaha untuk membuatnya duduk tenang. Lima belas menit berlalu melihat gelagatnya yang semakin seru ditambah celotehan nyaringnya, akhirnya kami memutuskan untuk keluar. Hahaha...
Anak kedua dan ketiga sayapun yang masih balita cukup mudah diajak nonton ke bioskop, bahkan keduanya bisa menikmati hingga akhir film pada pengalaman menonton pertama mereka. Apalagi si kaka cukup membantu menemani adik-adiknya sehingga memudahkan saya. Nah, agar mereka bisa menikmati acara menonton dengan tenang, gembira dan tidak rewel saya melakukan persiapan yang cukup matang.
Pertama, jauh-jauh hari sudah cari info film apa dan dimana kita akan menonton, malah biasanya saya cari tahu juga sinopsis filmnya agar tahu isi cerita film tersebut. Pilih jam pemutaran film, baiknya sih siang atau sore hari agar pulangnya tidak kemalaman. Jam favorit saya dan keluarga adalah 17.00 atau 19.00. Memilih jam penayangan ini sangat penting sehingga kita bisa mengukur waktu berangkat ke bioskop. Jika kita berangkat terlalu awal dan menunggu agak lama ditakutkan anak-anak keburu lelah saat tiba waktunya nonton. Datang dengan waktu yang terlalu mepet juga tidak enak. Kita jadi terburu-buru.
Saya dan keluarga biasa datang 1 - 1,5 jam sebelum film dimulai. Waktu itu kami pergunakan untuk jalan-jalan sejenak di dalam mal sebelum menuju bioskop. Atau kalau memang berencana akan makan dulu di tempat makan favorit keluarga masih ada cukup waktu. Biasanya kalau mereka sudah kenyang, mereka akan tenang saat menonton nanti. Paling saya tinggal membelikan popcorn atau snack lainnya. Air mineral dan susu sudah saya siapkan dari rumah.
Membeli tiket online adalah salah satu pilihan cerdas untuk menghemat waktu antrian. Tapi karena sulung saya sedang gemar belajar antre, kami biasa membeli tiket dilokasi. Baginya pengalaman antre membeli tiket bersama orang-orang dewasa adalah hal menyenangkan dan keren. Sebisa mungkin saya membeli tiket sejak awal datang agar bisa memilih seat lebih leluasa. Saat saya dan si kaka antri, suami saya membawa main dua anak kami. 15 menit menjelang film dimulai barulah kami kembali ke bioskop.
Biasanya mereka dengan antusias memegang tiketnya masing-masing. Saat menunggu pintu teater dibuka, saya dan suami memanfaatkan waktu untuk mengingatkan ketiganya agar tertib saat menonton film nanti. Selain itu yang tidak kalah penting adalah mengajak mereka ke kamar kecil sebelum masuk agar tidak menganggu di awal pemutaran film. Kalau memang nanti mereka akan ke kamar kecil lagi pada pertengahan pemutaran, tak apa. Asal tidak diawal, karena masuk ke dalam teaterpun anak-anak masih perlu dikondisikan lagi. Terutama saat lampu dimatikan. Jika tidak, bisa membuat mereka panik.
Saat duduk, tempatkan anak-anak ditengah-tengah kita, ayah ibunya, agar mereka merasa tenang, aman dan nyaman. Kecuali anak dibawah usia 3 tahun yang masih harus dipeluk dipangkuan (karena mereka belum dikenakan tiket) seperti bungsu saya yang usianya masih 22 bulan. Selanjutnya tinggal nikmati filmnya.
Percaya deh, pengalaman menonton dibioskop bagi si kecil merupakan pengalaman yang menakjubkan dan tidak akan mengurangi kenikmatan anda. Jadi tunggu apalagi?