Awalnya, gantungan ini dibuat sebagai tanda pengenal wanita yang sedang hamil muda untuk mendapatkan prioritas tempat duduk di kereta. Pada perkembangannya, gantungan ini memberikan eksklusivitas yang dibutuhkan oleh bumil. Orang akan segan mendorong anda di transportasi publik (khususnya rush hour di Tokyo), berfikir dua kali untuk merokok di dekat anda, maupun bantuan-bantuan lain yang mungkin anda butuhkan di tempat umum. Dengan gantungan ini, orang-orang disekitar akan lebih waspada untuk memberikan kebutuhan-kebutuhan anda sebagai bumil.
Bukan hanya hak-hak istimewa bumil saja yang dapat terpenuhi, namun juga kemungkinan-kemungkinan penyakit yang menyerang pada saat kehamilan dapat dihindari dengan adanya kewaspadaan lingkungan sekitar. Orang-orang di sekitar akan berupaya untuk 'melindungi' bumil dari hal-hal membahayakan. Selain sangat baik untuk janin yang dikandung, hal ini juga mungkin dapat mengurangi tingkat kematian ibu yang meninggal ketika melahirkan.
Jadi teringat cerita ibu saya, yang saat itu bekerja, ketika sedang hamil ketiga anaknya. Hamil muda di Jakarta adalah saat-saat yang paling berat, karena kebanyakan orang tidak menyadari kehamilan anda. Orang-orang akan tetap merokok di dekat anda, bis akan tetap jalan walaupun sudah di stop dan terpaksa berlari mengejarnya, penumpang lain tidak menawarkan tempat duduk, dan hal-hal ribet lainnya yang melelahkan, bahkan membahayakan kehamilan. Mungkinkah gantungan "sedang hamil" ini bisa meringankan langkah bumil-bumil di Indonesia dalam beraktivitas?
Ide gantungan kehamilan sangat mungkin ini untuk dapat di adaptasi di Indonesia. Semoga tulisan ini dapat menyemangati Kementerian Kesehatan untuk menginisiasi program peningkatan 'Lingkungan Siaga' untuk wanita hamil, bukan hanya 'Suami Siaga' saja.
Untuk wanita Indonesia, yang akan melahirkan putera-putera bangsa yang sehat.