Aku menatap arloji di pergelangan tanganku yang menunjukkan pukul tujuh malam, lalu mengembalikkan tanganku ke tempat semula di pegangan kereta. Sama seperti hari sebelumnya, lagi-lagi kereta yang kutumpangi di jam malam selalu penuh sesak dengan orang-orang lelah, berpeluh keringat setelah bekerja. Kilatan lampu yang seolah dipercepat oleh laju kereta tampak melewati jendela. Setidaknya, meski harus berlari-lari mengejar jadwal kereta, aku dapat pulang lebih cepat dibanding hari biasanya.
KEMBALI KE ARTIKEL