Mari kita mengais-ngais
Menangis laparnya duka
Menahan derunya linangan
Tidak satupun memahami
Engkau sendiri, ditepian permenunganmu
Pengembaraanmu masih panjang
Suka masih sama duka
Periangmu periangku mati terlelap dalam khayal
Tidak akan ada satupun percaya
Manusia tetap terjaga dalam lapar
Bersandar pada krikil jalanan
Kemanusiaan sudah mampus
Pada kesunyian malamku
Gugup hingga tenang dalam lapar
Deru napasnya panjang memekik
Panas pipinya terbentur debu-debu pelacuran
Masihkah panjang tenggelam dalam pelukan dosa
Cilegon, 2020