Berbagai acara dialog mengisi jam tayang. Dengan tema pencerahan, yg nyatanya hanya menempatkan opini publik ke sudut sempit nan gelap.
Dengan wajah-wajah pesimisme tanpa daya kita terus menyaksikan pemberitaan-pemberitaan yg memang di kemas agar syak wasangka kita berlari liar seperti singa kelaparan.
Belum lagi masalah independensi, yg mereka bunuh pelan-pelan dari balik meja redaksi. ketika opini mereka anggap lebih digdaya untuk menyelamatkan atau mengangkat citra sang Owner.
Jujur yg di atas itu bukan gaya saya menulis, saya hanya berexperiment dengan linguistik yg membosankan yg sudah lekat oleh media.
Tapi gimana tulisan saya di atas?
udah mirip editorial belum?
atau udah layak jadi naskah yg dibaca Najwa Sihab belum?
ya begitulah efek media mencetak karakteristik kita.
Mengisi kosakata kita dalam keseharian. Bahkan mendikte cara pandang kita dalam memandang persoalan.
Dan semua itu akan luntur seketika,....
...
dengan menjual Televisi anda atau menceburkannya ke dalam bak mandi.
paling banter satu minggu otak anda akan steril kembali.