Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Asal Usul Isu Global Warming

21 Juli 2013   23:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:14 1751 0
Global warming, yang dahulu saya menyebutnya sebagai global warning karena tidak paham artinya apalagi maksudnya, tapi sekarang sudah menjadi isu yang wajib diketahui bagi setiap manusia karena menyangkut masa depan seluruh entitas kehidupan. Pemanasan global, biasa disebut dengan global warming sekarang menjadi isu yang panas -- mungkin karena temperatur yang semakin tinggi, media semakin panas sehingga turunlah berita yang membooming. Pertanyaannya siapakah manusia pertama yang mempopulerkan global warming ini? Mari kita bahas setelah saya sekian lama mentracking (red:kepo) orang-orang yang saya pikir cukup cerdik dalam memainkan isu lingkungan, global warming.

Perkenalkan Bill Mckibben adalah seorang environmentalis, ekonom, dan jurnalis. Title enviromentalis dan ekonom diberikan karena Mckibben aktif menjadi pengamat lingkungan dan ekonomi terlebih lagi setelah diterbitkannya berbagai buku yang membahas seputar gejolak perekonomi dan perspektifnya dalam ekologi lingkungan.

Semenjak kuliah di Harvard, Mckibben aktif menjadi kuli tinta Harvard Crimson sebuah koran harian terbitan Harvard seperti halnya unit-unit jurnalis yang ada di kampus pada umumnya. Ketertarikan yang besar pada dunia jurnalistik membuat Mckibben melanjutkan berkarir di The New Yorker,  sebuah majalah terkemuka di Amerika dan hingga sekarang Mckibben aktif menjadi kontributor The New York Times.

Berkenalan dengan Lingkungan

Mckibben dikenal sebagai seorang yang aktif mengkritisi lingkungan pasca terbitnya buku The End of Nature yang dipublikasikan pada 1989. The End of Nature merupakan kumpulan essay ilmiah yang diterbitkan The New Yorker hampir di setiap edisi yang kemudian dibukukan. Dalam buku The End of Nature, Mckibben mulai memperkenalkan konsep dasar dari Global Warming yang diulas melalui fenomena alam, pro, kontra, dan mekanisme pembentukan gejala pemanasan global yang diungkapkan melalui racikan seorang jurnalis.

Tidak ada basis akademik bagi Mckibben untuk mengenal dunia lingkungan, Mckibben hanya mempelajarinya secara otodidak dan keterlibatan aktif karena profesinya sebagai jurnalis. Mckibben seringkali terjun ke kawasan penelitian lingkungan hingga mempelajari permasalahan industri, ekologi, oseanografi, hingga sanitasi serta pengairan secara langsung.

Mekanisme dasar pembentukan Global Warming dimulai dari konsep Bill mengenai alienasi lingkungan. Konsep alienasi lingkungan pertama dikemukakan oleh Karl Marx dalam teori alienasi. Kemudian, alienasi lingkungan dikupas secara mendalam oleh J.B. Foster, seorang proffessor Oregon University dalam bukunya Ecology Marx : Materialism and Nature (2000). Konsep alienasi lingkungan yaitu keadaan dimana alam/lingkungan terpisah dari ekosistemnya yang kemudian memiliki sifat antagonis atau berlawanan dalam ekosistem tersebut. Alam/lingkungan yang seharusnya menjadi pelindung dan pemberi manfaat bagi entitas kehidupan di dalamnya hewan, tumbuhan, dan manusia justru kini berbalik menyerang -- dengan kata lain manusia yang harus menjadi pelindung dan pemberi manfaat bagi alam. Dalam teori alienasi Marx tersangkanya tidak lain adalah kaum pemodal/borjuis yang mengeksploitasi alam secara tamak/berlebihan, tetapi Bill memberikan perspektif lain bahwa alienasi lingkungan terbentuk dari gejala alam nonmanusia yang akhirnya terbentuklah konsep gas rumah kaca (green house gas) yang dikaitkan dengan beberapa terbitan jurnal ilmiah dan selanjutnya dibahasnya secara komperhensif dalam buku Fight Global Warming Now: The Handbook for Taking Action in Your Community (2007).

Validitas Argumentasi Global Warming

Tentunya konsep global warming yang yang dituduhkan pada green house gas effect tidak serta merta diterima karena penelitian kini yang masih terkonsentrasi pada kimia-lingkungan yang shahih, tetapi beberapa kontroversi perdebatan terhadap iklim purba paleo-climatologi masih belum dapat ditanggapi oleh berbagai penelitian modern yang berbasiskan kimia-lingkungan. Namun, faktanya media telah asyik mempublikasikan konsep green house gas yang dinilai telah cukup menjawab pertanyaan jika dibandingkan tanpa jawaban karena sampai saat ini belum ada jurnal ilmiah yang membahas global warming secara holistik disebabkan lingkup kajian yang terlalu luas mulai dari kimia lingkungan, geofisika, oseanografi, geografi, dsb. Global warming memang dapat dikategorikan sebagai isu yang masih hangat karena publikasi buku terakhir oleh Mckibben yang membahas global warming yaitu pada tahun 2007 telah sampai pada konsep green house gas effect.

Berdasarkan discource analysis, sekiranya perlu dikritisi latar belakang argumentasi Mckibben khususnya sebagai penulis pertama yang mempelopori isu Global Warming. Mckibben adalah seorang jurnalis yang juga aktif menulis buku, kekonsistensiannya dalam topik lingkungan dapat dikatakan buruk. Pasca penerbitan buku pertama The End of Nature pada tahun 1989 selanjutnya Mckibben menerbitkan buku kritisasi pada media The Age of Missing Information pada tahun 1992 -- selanjutnya pada tahun yang sama 2007 Mckibben menerbitkan dua buku sekaligus dengan bobot yang besar Deep Economy: The Wealth of Communities and the Durable Future yaitu buku ekonomi-ekologi dan Fight Global Warming Now: The Handbook for Taking Action in Your Community tentang global warming.

Pada buku Deep Economy McKibben mencetuskan istilah ‘hyper-individualized’ sebagai asas dalam komunitas, Mckibben  mendapat berbagai kritik dari para ahli salah satunya adalah Mckibben terlalu mudah menyederhanakan masalah dalam permasalahan dan analisa ekonomi, selain itu Mckibben seringkali menyampaikan gagasan ‘gila’ yang sangat menggugah pembacanya -- disebabkan pengalaman kejurnalistikannya yang cukup matang. Namun, para ahli menganggap gagasan tersebut hanya bernilai estetika bagi para pembaca dan retorika bagi para ahli.  Dalam Bloomberg book review terhadap Deep Economy, para ahli menyatakan “the book is given to one-sidedness and oversimplification” (buku tersebut mengarah pada satu keberpihakan dan terlalu menyederhanakan).

Seirama dengan para kritikus buku, argumentasi global warming pun ditanggapi dingin oleh proffessor linguist MIT, Noam Chomsky. Chomsky menyatakan bahwa Global Warming merupakan isu murahan identik dengan terorisme yang digunakan untuk tujuan invasi ekonomi. Global warming pun telah menjadi salah satu isu global yang dapat mempengaruhi sosio-ekonomi-politik negara, salah satunya lewat Tokyo Protokol dimana kesepakatan antara negara-negara yang memiliki komitmen mempu untuk mengurangi emisi green house gas berupa karbon dioksida, akan diberikan reward dalam kesepakatan perdagangan karbon sekaligus pemberlakuan kebijakan atas komitmennya mereduksi karbon.

Faktanya negara berkembanglah yang dirugikan karena masih memiliki kelemahan sosial dalam penanganan emisi karbon semisalnya sampah, serta pengembangan kebijakan yang diberlakukan justru menghambat pertumbuhan industri yang memiliki keterbelakangan teknologi ramah lingkungan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun