12 Juli 2019 17:43Diperbarui: 12 Juli 2019 17:46681
Melalui sajak ini, aku akan mengingatmu Meski hidup kian modern namun Riuh kemacetan  menjadi sarapan berbaris di headline surat kabar Korupsi, kriminalisasi dari lemahnya konstitusi hingga hak asasi
Bebaris kalimat ini, aku akan menuliskan namamu Meski harus kukisahkan ada ribuan surat kabar dibredel Berujung kekerasan yang buta hukum dan dalih semu sebuah keadilan Disebabkan oposisi tanpa relasi, negosiasi, hingga omong kosong demokrasi
Sekumpulan kata ini, aku pun masih menuliskan namamu Meski para kaum borjuis ceria melihat gedung berparas pesona Sedang aku lebih mengaggumi tumbuhan terabaikan Sebab disana aku leluasa untuk bercumbu denganmu melalui secarik puisi
Berbagai cerita ini, aku biarkan kau menari di penaku Meski propaganda pesta rakyat menjadi trend topik Berbondong bondong parpol siaga menyusun strategi Merebut kursi sebuah pucuk kekuasaan negeri
Dan pada akhirnya aku, mengenangmu Meski setiap harinya harga harga fluktuatif Investor bertopeng malaikat menanamkan saham destruktif Kapitalisme dan liberalisme yang dulu padam kini menjadi masif
Mari kita memberi satu untuk jadi genap Jadi coba pahami ini , "kamu kemerdekaanku"
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.