Hanya saja, sudah seminggu ini, kisah-kisah komik yang ringan tentang tokoh politik, tokoh nasional atau pun news maker negeri ini nangkring di wall eFBe ku, seperti pagi ini. Mulanya aku menganggap ini tidak lebih dari sekedar sensasi atau bahkan latah-latahan dengan euforia politik menjelang Pilpres 2014, dan mencoba menggiring opini guna mendongkrak popularitas semata.
"Hmmm....Apa iyaa ?....Rasanya tidak mungkin"...pikirku, meski komunikasi kami terakhirkalinya 4 tahun lalu di Workshop Rumah Produksi MediaQita-Utan Kayu, tetapi keyakinanku terhadap kekuatan ide, semangat, pemahaman dan pengetahuan beliau tentang sejatinya pergolakan hidup sontak menggugurkan pemikiran ku tentang popularitas.
Agar tidak terjerembab dalam imajinasi liar ku, segera saja berselancar dalam link blog yang terkirim, tidak ada yang luarbiasa awalnya, sama dengan blog-blog gratisan lainnya, beragam tawaran rubrik dan kolom yang ditawarkan bagi para blogger mania. Sampai akhirnya aku mampir di Kolom Humaniora, dan scroll down topik-topik ringan sembari menikmati kopi hitam.
Aku berhenti pada sebuah artikel "Idealnya Aturan Bahasa Dalam Menulis" oleh Meyliska-salah satu kompasianer, satu demi satu paragraf terlewati, sesekali berhenti pada point tertentu untuk menemukan pemaknaannya, hingga akhirnya sampai pada bagian akhir dari tulisan tersebut,