(Seri Berwisata ke Desa Aja #13)
Ditulis oleh eko irawan
Monggo hadir di  Padhang Mbulan #69, kali ini yuk kita kupas seputar Tradisi Pencak Silat yang masih ada dan lestari di Desa Tumpang Kabupaten Malang. Penasaran ? Monggo hadir langsung pada acara tersebut. Ternyata gerakan gerakan dari pencak silat ini juga turut ditampilkan dalam bentuk kesenian. Diantaranya  Jaranan dan Bantengan yang lagi viral beberapa tahun terakhir. Apa hubungan dan korelasi antara pencak dengan Bantengan ? Yuk kita telusuri bersama sejarah seputar pencak ini sebagai bentuk yang memperkaya khasanah kita Berwisata ke Desa Aja. Selamat membaca semoga menginspirasi.
Saatnya Berwisata Ke Desa Aja
Desa dan Kelurahan yang ada di Indonesia terkenal sangat kaya dengan seni, budaya dan tradisi. Potensi ini sangat luar biasa jika dikembangkan menjadi destinasi wisata berbasis masyarakat setempat yang pada akhirnya memberikan kontribusi berupa peningkatan kesejahteraan melalui usaha UMKM Dan giat sejarah seni budaya yang dikelola. Apakah bisa ?
Keberadaan Pokdarwis, LAD (Lembaga Adat Desa), kampung tematik dan komunitas yang ada dan tumbuh di masyarakat setempat merupakan Asset berharga yang harus dikelola secara profesional tapi juga harus menumbuhkan guyub rukun dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat setempat.
Mewujudkan ide tersebut diatas memang tidak bisa dianggap mudah. Harus ada sinergitas antara pihak yang berwenang yaitu pemerintah desa atau kelurahan, dinas dan instansi terkait dan masyarakat sendiri selaku pemilik potensi. Kerja sama terbuka dalam guyub rukun harus dibudayakan agar inovasi dimaksud tidak menimbulkan konflik di dalam masyarakat.
Semua unsur harus diajak turut berpartisipasi sehingga turut memiliki dan merasa bertanggungjawab menjaga inovasi yang muncul di dalam masyarakat. Â Jika semua desa dan Kelurahan mampu membangun potensinya, Berwisata Ke Desa Aja akan jadi daya tarik yang memberikan makna kesejahteraan bagi masyarakat. Dan Desa Tumpang kabupaten Malang tengah mewujudkan berbagai inovasi keren. Mesem Cafe and Art Gallery Tumpang sudah mengawali giat Padhang Mbulan dengan mengangkat berbagai tema keren dalam seri diskusi dan panggung menarik saat bulan purnama. Acara ini sudah digelar secara rutin hingga kali ini masuk event ke 69, dan kali ini bersama Lembaga Adat Desa Mandala Cakrawati Tumpang menggelar Padhang Mbulan seri Temu Kenali Pencak sebagai salah satu khasanah yang memperkaya Tumpang sebagai Desa Budaya. Selamat dan sukses untuk LAD MANDALA CAKRAWATI Tumpang dan Mesem Cafe and Art Gallery. Tunggu kejutan inovasi selanjutnya dari LAD Mandala Cakrawati Tumpang.
Saatnya Bangga Potensi Desa
Pencak adalah seni tradisi yang yang harus dibanggakan oleh bangsa Indonesia. Pencak silat merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang kaya dan mendalam, dengan sejarah yang panjang dan beragam. Desa Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, juga memiliki sejarah pencak silat yang unik dan menarik. Penasaran Bagaimana sejarahnya ? Silahkan hadir langsung dalam acara Padhang Mbulan ini. Masyarakat Tumpang termasuk turut serta melestarikan Pencak Silat. Pencak silat tidak hanya berfungsi sebagai olah raga, namun didalamnya juga terkandung nilai nilai yang melatih keberanian, ketenangan, kesabaran, kejujuran dan merupakan seni bela diri untuk melindungi masyarakat dari ancaman kolonialisme pada waktu penjajahan dan konflik sosial. Pencak silat adalah wujud pendidikan karakter dan kebudayaan asli bumi Nusantara.
Pernah mendengar tentang Pencak Silat Kali Majapahit ? Apa yang terbayang dalam pengetahuan kita ? Ternyata Silat Kali Majapahit merupakan salah satu aliran silat yang berkembang di Filipina, khususnya di wilayah Mindanao. Silat Kali Majapahit ternyata berasal dari tradisi silat Jawa, khususnya dari Kerajaan Majapahit.
Teknik silat ini dibawa oleh pedagang dan pelaut Jawa yang berlayar ke Filipina pada abad ke-14. Silat ini kemudian berkembang di kalangan suku Moro di Mindanao. Karakteristik dari silat kali Mojopahit adalah Fokus pada teknik pedang (yang dalam bahasa Filipina disebut : kali) dan senjata lainnya dengan
Gerakan silat yang dinamis dan eksplosif.
Jika silat tradisi dari Majapahit ternyata dilestarikan di negeri tetangga, maka saatnya bangga potensi desa masing masing. Warga tumpang yang juga melestarikan Pencak silat khas tumpang juga harus berbangga. Kenapa ? Karena di negeri tetangga saja dilestarikan, maka di negeri asal usulnya yang nota bene sebagai pewaris aslinya, wajib turut serta nguri nguri seni tradisi pencak silat ini. Salah satu bentuknya adalah acara Padhang Mbulan ini.
Ngungak Hubungan Pencak dan Seni kekinian, khususnya Bantengan
Para pegiat seni budaya di Tumpang bersama LAD Mandala Cakrawati Tumpang sudah saatnya terus bergerak secara sinergi dan berkelanjutan dalam rangka pemajuan kebudayaan di desa Tumpang. Salah satunya dengan mengangkat tema pencak ini dalam giat Padhang Mbulan.
Sebagai seni tradisi, pencak terus berkembang dan menjadi bagian integral dari berbagai giat dalam seni budaya kekinian. Gerakan Bantengan juga banyak mengadopsi gerakan dari pencak.
Selain pencak silat tampil sendiri dalam berbagai kegiatan seni kebudayaan di tumpang, Pencak silat juga telah menjadi bagian integral dari Bantengan, yaitu sebagai gerakan dasar dan ekspresi seni.
Bantengan dan Pencak Silat ternyata juga memiliki Hubungan yang erat secara Konsep yaitu dapat kita temukan dalam 3 sebagai berikut :
1. Kekuatan dan Keberanian:
Bantengan melambangkan unsur unsur kekuatan dan keberanian, yang juga merupakan nilai-nilai dasar pencak silat. Dalam Bantengan menggambarkan sosok banteng yang gagah perkasa, pemberani dan fokus pada tujuannya.
2. Keseimbangan dan Harmoni:
Gerakan pencak silat dalam Bantengan mencerminkan sebuah keseimbangan dan harmoni antara kekuatan fisik dan spiritual. Ada dua orang pemain yang memerankan satu banteng dengan posisi tertutup kain. Harus ada keseimbangan dan harmoni sehingga terasa antara kekuatan fisik dan spiritual, khususnya saat sang Banteng tengah mberot dalam keadaan tertentu.
3. Pertarungan Melawan Kekerasan : Bantengan seringkali menggambarkan sebuah kisah pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, yang ternyata juga menjadi tema sentral dalam pencak silat.
Ada beberapa Unsur dari Pencak Silat yang  telah menjadi bagian integral dalam Bantengan, yaitu meliputi :
1. Gerakan Dasar:
Pencak silat menjadi gerakan dasar dalam seni Bantengan, antara lain berupa tendangan, pukulan, dan tangkapan.
2. Teknik Bela Diri:
Teknik bela diri pencak silat juga dipergunakan dalam Seni Bantengan untuk menggambarkan kisah yang diangkat dari tema tema pertarungan yang disajikan dalam sebuah pertunjukan.
3. Ekspresi Seni:
Dalam Bantengan ternyata Pencak silat memberikan ekspresi seni yang sangat khas, sehingga dalam Bantengan nampak ekspresi gagah perkasa yang pemberani dan fokus pada tujuan. Bahkan saat kondisi Mberot, tidak hanya berani namun juga berkarakter bela diri yang kental.
Demikian secara umum hubungan pencak Silat khususnya dengan Seni Bantengan yang sekarang mulai dikemas kekinian dengan bentuk bentuk yang baru. Munculnya penggunaan Sound horeg berbalut musik DJ membuat Bantengan semakin viral dan disukai generasi terkini. Semua ini tentu tak lepas dari pro kontra dan dari sudut mana kita melihat dan menelaahnya.
Sepanjang esensi dari Pencak Silat dalam Bantengan tidak ditinggalkan, maka seni Bantengan akan tetap memiliki ke keistimewaan yang khas. Apa itu ? Yaitu sbb :
1. Pengembangan Karakter:
Pencak silat membantu pengembangan karakter peserta Bantengan, diantaranya berupa pembangunan karakter : Â keberanian, kesabaran, kejujuran dan fokus pada tujuan.
2. Pelestarian Budaya:
 Pencak silat dalam Bantengan membantu peran serta melestarikan seni budaya Jawa dan tradisi budaya, khususnya yang ada di Tumpang Kabupaten Malang.
3. Pertunjukan Seni:
Gerakan jurus dari Pencak silat akan mampu menambah keindahan dan keunikan pertunjukan Bantengan. Gerakan pencak juga akan menambah kekayaan gerakan yang membuat pertunjukan seni Bantengan khususnya di tumpang akan memiliki ciri khas dan unik.
Dengan demikian, pencak silat dan Bantengan di Tumpang, Kabupaten Malang, memiliki hubungan yang sangat erat dan saling melengkapi. Demikian semoga tulisan ini menginspirasi dan bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas, kapabilitas dan kualitas tidak hanya LAD Mandala Cakrawati Tumpang tapi semua unsur kegiatan seni budaya yang ada di desa Budaya Tumpang.