Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Berbagi pengalaman Daddy Blues (Seri Diskusi Mblarah #12)

11 Desember 2024   14:25 Diperbarui: 11 Desember 2024   16:02 25 2
Berbagi Pengalaman Daddy blues
(Seri Diskusi Mblarah #12)
Ditulis oleh : eko irawan


Ada beberapa tempat nongkrong yang jadi arena Mblarah sejenak bagi para bapak bapak yang kadang kala aku numpang lewat di sana. Mblarah bagi saya tetap ajang berbagi pengalaman, yang kali ini coba mengulik seputar Daddy blues. Pentingkah ? Penting di baca sebagai persiapan calon ayah agar tidak terbawa emosi berlebihan.

Kelompok mblarah pertama, sebagian besar sepantaran saya namun masih bujang. Hanya satu dua saja yang bisa diajak diskusi Daddy blues. Sebagai kelompok bujang, kok punya anak, menikah saja belum. Tentu kelompok ini tidak akan nyambung diajak cerita Daddy blues. Mereka bukan ayah tapi om atau paman dari para keponakan.

Kelompok mblarah kedua, disatukan berdasarkan profesi Antara PNS dan swasta. Bagi yang PNS golongan menengah ke atas, kecemasan hal keuangan dan keberanian memulai hidup baru dengan menikah hampir tak ada masalah, sama dengan unsur swasta mapan lainnya. Malah teman teman yang bergerak dibidang swasta bisa lebih mapan duluan saat memulai hidup barunya. Di level ini hampir tak ditemui Daddy blues mencolok sepanjang beberapa tahun kebelakang saat saya hadir ditengah mereka.

Dibutuhkan kajian mendalam jika ingin semacam angka statistik yang akurat, namun berdasarkan pengamatan karena sekedar diskusi mblarah, baik PNS atau swasta kelas menengah ke bawah, maka cerita Daddy blues berseliweran ditengah kita. Cemas secara ekonomi, gaji yang rendah dan mekanisme kerja yang tidak stabil mendorong munculnya Daddy blues, bahkan muncul pula konflik rumah tangga yang pelik. Yang swasta, harus giat bekerja siang malam untuk menambah kapasitas pundi pundi untuk menopang daya dukung kebutuhan rumah tangganya, yang negeri golongan kecil lebih nanggung lagi. Terlatih kerja administrasi gaji sekali sebulan, jika dipotong pinjaman bank dan tuntutan biaya tinggi seputar Daddy blues, maka banyak yang pusing. Nambah kapasitas kerja, mereka tidak mampu karena sudah terbiasa kerja administrasi.  

Kelompok mblarah ketiga lebih unik lagi karena kelompok seniman dengan job belum tentu dan tidak pasti. Kadang banyak berlimpah ruah tapi kalau pas sepi job beli rokok atau bensin untuk isi motor pribadi saja tidak mampu.  Ini tiga kelompok dimana saya pernah numpang lewat pada mereka, masih banyak jenis jenis kelompok mblarah lainnya tapi saya rasa hal ini cukup mewakili secara umum latar belakang seorang ayah yang ada disekitar kita, semoga mampu memberi pencerahan.

Fenomena Daddy blues dan Mblarah.

Belakangan saya baru sadar jika komunitas Mblarah ternyata salah satunya  dipicu oleh Daddy blues. Dibeberapa tempat, dirumah teman hingga cafe kita dapat jumpai sekumpulan bapak bapak nongkrong dan ngumpul. Mereka bukan orang orang kurang kerjaan, namun jika ditelaah lebih jauh ternyata mereka para ayah yang mengalami Daddy blues dalam kehidupan rumah tangganya. Selepas bekerja mereka tidak langsung pulang tapi bergabung dengan berbagi komunitas yang intinya sejenak menaruh kecemasan mereka. Kita patut memaklumi dan memberikan mereka apresiasi bahwa kumpul sejenak dengan teman teman akan sangat membantu berbagi pengalaman berwujud problem solving. Jika dalam komunitas tsb malah di bully, tentu komunitas dimaksud tidak cocok dengan anda. Tiap orang butuh support yang positif, jika dalam perkembangannya jadi tambah liar, berarti bukan solusi yang didapat, tapi justru menambah permasalahan.

Mblarah adalah sebuah potret kecemasan akut yang harus diberi ruang agar jadi terarah dan terbimbing secara lebih baik dimasa mendatang. Mblarah bukan ajang tak berguna, tapi sebagai media positif melupakan sejenak problematika yang dihadapi, tukar pikiran dengan teman yang perduli dan menjawab persoalan hidupnya dengan cara yang lebih manusiawi. Dan diskusi Mblarah yang saya jadikan seri tulisan ini semoga mampu memberikan banyak pencerahan dengan cara yang tidak menggurui.

Ditempat kerja hingga dirumah tangga, seperti kasus Daddy blues membutuhkan ruang yang santai namun mengena untuk win win solution. Mblarah sejenak akan menciptakan ruang kreatif baru yang lebih manusiawi. Antar teman akan tumbuh solidaritas yang berkemanusiaan, saling dukung dan akan menciptakan ruang baru untuk pertumbuhan, kolaborasi dan hal positif lain yang lebih baik.

Belajar bersama

Daddy blues terjadi karena kejutan keadaan secara tiba tiba. Tidak hanya saat anak anak bayi, hingga seiring pertumbuhan anak anak menuju remaja, dewasa hingga pernikahan anak anak disaat mereka siap nanti, pasti akan banyak hal baru yang bisa muncul. Sebuah surprise bagi ayah dan kelak akan jadi calon kakek. Daddy blues adalah bentuk surprise surprise yang akan dialami seorang ayah dalam kehidupannya. Siap tidak siap, tetap harus siap.

Komunitas Mblarah ini boleh jadi jadi ajang belajar bersama yang kondusif. Seorang laki laki yang memilih mengasingkan diri rasanya juga kurang tepat. Lari dari kenyataan bukan cara laki laki yang dipundaknya ada beban tanggung jawab yang harus dipikul dunia akhirat.

Bagi bapak bapak mari terus belajar dan belajar meningkatkan kualitas diri. Belajar bersama secara santai lebih tepat sasaran karena Daddy blues ini terjadi pada para ayah baik siap atau tidak siap. Bagi pihak luar yang melihat komunitas Mblarah secara negatif dan menganggap tidak baik, silahkan saja. Mblarah disini untuk memberi gambaran tentang apa saja yg dibahas didalamnya adalah aneka rupa cerita dan disini ruang belajar untuk saling berbagi pengalaman tanpa saling menggurui apalagi saling bully. Penciptaan ruang santai berupa diskusi Mblarah ini merupakan komitmen yang santai dalam rangka belajar bersama dalam kondisi yang lebih santai dan manusiawi. Tentu tiap orang punya cara dan hak sendiri sendiri. Silahkan pilih mana yang lebih tepat secara pribadi. Dan diskusi Mblarah dilingkungan yang tepat akan banyak membantu jika dikelola untuk tujuan kebaikan, yaitu saling support keluar dari zona Daddy blues secara kreatif.

Lelaki kok takut Daddy blues

Jika kau punya anak laki laki, jangan dimanja. Hasilnya di masa depan dia akan jadi laki laki yang akan lari dari kenyataan jika sedikit saja ada masalah. Padahal laki laki harus jadi pemimpin rumah tangga yang dipundaknya ada tanggungjawab dunia akhirat. Latihlah anak laki laki mu jadi kuat, tangguh, peka, peduli dan kaya solusi. Tanggung jawab melindungi dan mengayomi keluarga ada pada lelaki.

Setidaknya itu yang selalu diajarkan Alm. Ibuku pada kami anak anak laki laki beliau.  Berani dan tanggung jawab adalah cap branding yang diberikan pada laki laki. Jika hadapi persoalan jangan pusing duluan, segera cari solusi. Hadapi dengan kepala dingin, tanggalkan uring uringan.

Daddy blues adalah hal wajar yang bisa terjadi pada seorang ayah. Tetap semangat dan buka diri dengan terus belajar adalah kunci. Tak ada orang yang merasa super pandai, tentu dia memiliki sisi kekurangan dan kelemahan. Punya bekal otak adalah tanda bahwa dirinya harus belajar dan terus belajar. Bisa jadi kita super di suatu keilmuan, tapi dibidang yang lain pasti nol kosong melompong. Tak perlu sombong, tak perlu kecil hati. Misal dibidang kuliner, saya jelas angkat tangan karena di ilmu tersebut yang saya tahu hanya rasa enak dan tidak. Dibidang itu saya perlu banyak belajar lagi. Dalam Daddy blues saya sendiri seorang ayah dengan dua orang anak dan seorang kakek dengan satu orang cucu. Cara memperlakukan anak dan cucu ini juga butuh belajar dan belajar lagi. Daddy blues bukan harus ditanggapi secara berlebihan, tapi hadapi dengan tanggung jawab bagi seorang laki laki.

Selamat belajar hadapi Daddy blues masing masing. Tak perlu takut, sedih atau lari dari kenyataan. Circle kehidupan manusia memang penuh warna warni.


De Huize Mblarah, 11 Desember 2024
Ditulis untuk Seri Diskusi Mblarah 12






KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun